PUDARNYA PESONA CLEOPATRA (Kisah yg sangat menyentuh)
Bismillaah . . .
Pada dasarnya, seorang laki-laki berkecenderungan untuk memilih wanita yang cantik. Sedangkan wanita, berkencenderungan untuk memilih laki-laki yang berharta. Maka, kalau seseorang punya anak laki-laki atau saudara laki-laki, mau menikah, maka pertanyaan yang sering muncul adalah “Calon istrimu cantik atau tidak” dan jarang ada pertanyaan “Calon istrimu kerjanya dimana”.
Begitu juga sebaliknya, kalau seseorang punya anak perempuan atau saudara perempuan mau menikah, maka pertanyaan yang sering muncul adalah “Calon suamimu kerjanya dimana” dan jarang ada pertanyaan “Calon suamimu ganteng atau tidak”.
Kalau kita mau jujur, sebagai seorang laki-laki, ingin menikah, juga berkecenderungan mencari wanita yang cantik. Begitu juga sebaliknya, kalau kita sebagai wanita, berkecenderungan mencari laki-laki yang berharta. Minimal, laki-laki itu sudah berpenghasilan yang diharapkan bisa menghidupi keluarga. Gambaran pelajaran dari Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” yaitu Novel Psikologi Pembangun jiwa, karangan Habiburrahman El Shirazy, Penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta, semoga bisa jadi renungan bagi kita bersama.
Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.”Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu”, ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku. Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai.
Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah.
Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan hiburan group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!
Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing.
Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja.Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab ”tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga”.
Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “ kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku.
Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku. Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi. Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman.
Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe”. Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. ” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. “Biasanya dikerokin” jawabku lirih. ” Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra.
Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.”Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.
Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkanaku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam. Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.
Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja.
“Mbak! Eh maaf, maksudku… Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” Ya Mas!”sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “Terima kasih dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”.
Hana begitu bahagia. Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri didunia ini.
Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan ibundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia.
Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku dimata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri.
Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku. Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan keenam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, nomor pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya.Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku nggak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ”Dengan orang mana?. “Orang Jawa”. “Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. “Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. “Kenapa dengan Bapak?” “Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. “Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini”.
Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.
Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada denganYasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan.
Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun, tetapi tiga tahun sekali Yasmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia. Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka.
Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir.
Waktu di Mesir itulah puncak tragedi yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.
Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku,tak terasa sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.
Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong.
Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.
“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran.
Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan.
YaRabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana.
Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu.
Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya?
Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.
Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya.
Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya.
Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu.
Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.
Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luarbiasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku.
Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihana tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan airmataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap airmataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telahterjadi.” Raihana istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”. “Ada apa dengan dia”. “Dia telah tiada”. “Ibu berkata apa!”. ” Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. “Kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untukmenjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada.
Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami”. Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira. Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua.
***
Inilah hidup, kadang-kadang kita menginginkan sesuatu, tapi tidak baik menurut Allah Ta'ala, dan kadang-kadang kita tidak menginginkan sesuatu, tapi baik menurut Allah Ta'ala. Jadi hidup ini adalah biarlah Tuhan yang merencanakan kehidupan kita, sebab Tuhan lebih tahu dari kita. Tugas kita adalah berusaha yang terbaik, dan selalu menerima keyakinan dengan lapang dada, kalau pilihan Tuhan, pasti terbaik.
Berani hadapi tantangan untuk selalu berlapang dada dengan pilihan terbaik sang Pencipta atau kita selalu sempit dada sampai ajal tiba!!!. Bagaimana pendapat Saudara-Saudariku ???
***
Semoga Bermanfaat ...
JIKA MENURUT ANDA INI BERMANFAAT, SILAKAN ANDA SHARE/BAGIKAN ke teman2 dengan klik SHARE/BAGIKAN ^_^....
melayani pemesanan & pembuatan: pakaian, kaos, jaket, hoodie, kaos team, t-shirt class, seragam kantor, seragam kampus, seragam sekolah, linen rumah sakit jas laboratorium, jas dokter, baju bedah, masker, selimut, bad cover rumahsakit dll... JIKA berminat silakan gabung di page Insya Allah mudah2 an bermanfaat : http://www.facebook.com/RumahGarmen
monggoo...wani piroo
Saturday, May 26, 2012
Friday, April 6, 2012
Perbedaan Mani, Madzi, Kencing, dan Wadi
Tahukan anda apa perbedaan antara keempat perkara di atas?
Mengetahui hal ini adalah hal yang sangat penting, khususnya perbedaan antara mani dan madzi, karena masih banyak di kalangan kaum muslimin yang belum bisa membedakan antara keduanya. Yang karena ketidaktahuan mereka akan perbedaannya menyebabkan mereka ditimpa oleh fitnah was-was dan dipermainkan oleh setan. Sehingga tidaklah ada cairan yang keluar dari kemaluannya (kecuali kencing dan wadi) yang membuatnya ragu-ragu kecuali dia langsung mandi, padahal boleh jadi dia hanyalah madzi dan bukan mani. Sudah dimaklumi bahwa yang menyebabkan mandi hanyalah mani, sementara madzi cukup dicuci lalu berwudhu dan tidak perlu mandi untuk menghilangkan hadatsnya.
Karenanya berikut definisi dari keempat cairan di atas, yang dari definisi tersebut bisa dipetik sisi perbedaan di antara mereka:
1. Kencing: Masyhur sehingga tidak perlu dijelaskan, dan dia najis berdasarkan Al-Qur`an, Sunnah, dan ijma’.
2. Wadi: Cairan tebal berwarna putih yang keluar setelah kencing atau setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan, misalnya berolahraga berat. Wadi adalah najis berdasarkan kesepakatan para ulama sehingga dia wajib untuk dicuci. Dia juga merupakan pembatal wudhu sebagaimana kencing dan madzi.
3. Madzi: Cairan tipis dan lengket, yang keluar ketika munculnya syahwat, baik ketika bermesraan dengan wanita, saat pendahuluan sebelum jima’, atau melihat dan mengkhayal sesuatu yang mengarah kepada jima’. Keluarnya tidak terpancar dan tubuh tidak menjadi lelah setelah mengeluarkannya. Terkadang keluarnya tidak terasa. Dia juga najis berdasarkan kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Ali yang akan datang dimana beliau memerintahkan untuk mencucinya.
4. Mani: Cairan tebal yang baunya seperti adonan tepung, keluar dengan terpancar sehingga terasa keluarnya, keluar ketika jima’ atau ihtilam (mimpi jima’) atau onani -wal ‘iyadzu billah-, dan tubuh akan terasa lelah setelah mengeluarkannya.
Berhubung kencing dan wadi sudah jelas kapan waktu keluarnya sehingga mudah dikenali, maka berikut kesimpulan perbedaan antara mani dan madzi:
a. Madzi adalah najis berdasarkan ijma’, sementara mani adalah suci menurut pendapat yang paling kuat.
b. Madzi adalah hadats ashghar yang cukup dihilangkan dengan wudhu, sementara mani adalah hadats akbar yang hanya bisa dihilangkan dengan mandi junub.
c. Cairan madzi lebih tipis dibandingkan mani.
d. Mani berbau, sementara madzi tidak (yakni baunya normal).
e. Mani keluarnya terpancar, berbeda halnya dengan madzi. Allah Ta’ala berfirman tentang manusia, “Dia diciptakan dari air yang terpencar.” (QS. Ath-Thariq: 6)
f. Mani terasa keluarnya, sementara keluarnya madzi kadang terasa dan kadang tidak terasa.
g. Waktu keluar antara keduanyapun berbeda sebagaimana di atas.
h. Tubuh akan melemah atau lelah setelah keluarnya mani, dan tidak demikian jika yang keluar adalah madzi.
Karenanya jika seseorang bangun di pagi hari dalam keadaan mendapatkan ada cairan di celananya, maka hendaknya dia perhatikan ciri-ciri cairan tersebut, berdasarkan keterangan di atas. Jika dia mani maka silakan dia mandi, tapi jika hanya madzi maka hendaknya dia cukup mencuci kemaluannya dan berwudhu. Berdasarkan hadits Ali -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda tentang orang yang mengeluarkan madzi:
اِغْسِلْ ذَكَرَكَ وَتَوَضَّأْ
“Cucilah kemaluanmu dan berwudhulah kamu.” (HR. Al-Bukhari no. 269 dan Muslim no. 303)
[Update: Anas bin Malik -radhiallahu anhu- berkata:
أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ حَدَّثَتْ أَنَّهَا سَأَلَتْ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْمَرْأَةِ تَرَى فِي مَنَامِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ, فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا رَأَتْ ذَلِكِ الْمَرْأَةُ فَلْتَغْتَسِلْ. فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: وَاسْتَحْيَيْتُ مِنْ ذَلِكَ. قَالَتْ: وَهَلْ يَكُونُ هَذَا؟ فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ, فَمِنْ أَيْنَ يَكُونُ الشَّبَهُ؟! إِنَّ مَاءَ الرَّجُلِ غَلِيظٌ أَبْيَضُ وَمَاءَ الْمَرْأَةِ رَقِيقٌ أَصْفَرُ فَمِنْ أَيِّهِمَا عَلَا أَوْ سَبَقَ يَكُونُ مِنْهُ الشَّبَهُ
“Bahwa Ummu Sulaim pernah bercerita bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tentang wanita yang bermimpi (bersenggama) sebagaimana yang terjadi pada seorang lelaki. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Apabila perempuan tersebut bermimpi keluar mani, maka dia wajib mandi." Ummu Sulaim berkata, "Maka aku menjadi malu karenanya". Ummu Sulaim kembali bertanya, "Apakah keluarnya mani memungkinkan pada perempuan?" Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Ya (wanita juga keluar mani, kalau dia tidak keluar) maka dari mana terjadi kemiripan (anak dengan ibunya)? Ketahuilah bahwa mani lelaki itu kental dan berwarna putih, sedangkan mani perempuan itu encer dan berwarna kuning. Manapun mani dari salah seorang mereka yang lebih mendominasi atau menang, niscaya kemiripan terjadi karenanya." (HR. Muslim no. 469)
Imam An-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (3/222), "Hadits ini merupakan kaidah yang sangat agung dalam menjelaskan bentuk dan sifat mani, dan apa yang tersebut di sini itulah sifatnya di dalam keadaan biasa dan normal. Para ulama menyatakan: Dalam keadaan sehat, mani lelaki itu berwarna putih pekat dan memancar sedikit demi sedikit di saat keluar. Biasa keluar bila dikuasai dengan syahwat dan sangat nikmat saat keluarnya. Setelah keluar dia akan merasakan lemas dan akan mencium bau seperti bau mayang kurma, yaitu seperti bau adunan tepung.
Warna mani bisa berubah disebabkan beberapa hal di antaranya: Sedang sakit, maninya akan berubah cair dan kuning, atau kantung testis melemah sehingga mani keluar tanpa dipacu oleh syahwat, atau karena terlalu sering bersenggama sehingga warna mani berubah merah seperti air perahan daging dan kadangkala yang keluar adalah darah.”]
Tambahan:
1. Mandi junub hanya diwajibkan saat ihtilam (mimpi jima’) ketika ada cairan yang keluar. Adapun jika dia mimpi tapi tidak ada cairan yang keluar maka dia tidak wajib mandi. Berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri secara marfu’:
إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ
“Sesungguhnya air itu hanya ada dari air.” (HR. Muslim no. 343)
Maksudnya: Air (untuk mandi) itu hanya diwajibkan ketika keluarnya air (mani).
2. Mayoritas ulama mempersyaratkan wajibnya mandi dengan adanya syahwat ketika keluarnya mani -dalam keadaan terjaga. Artinya jika mani keluar tanpa disertai dengan syahwat -misalnya karena sakit atau cuaca yang terlampau dingin atau yang semacamnya- maka mayoritas ulama tidak mewajibkan mandi junub darinya. Berbeda halnya dengan Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Hazm yang keduanya mewajibkan mandi junub secara mutlak bagi yang keluar mani, baik disertai syahwat maupun tidak. Wallahu a’lam.
Demikian sekilas hukum dalam masalah ini, insya Allah pembahasan selengkapnya akan kami bawakan pada tempatnya.
Mengetahui hal ini adalah hal yang sangat penting, khususnya perbedaan antara mani dan madzi, karena masih banyak di kalangan kaum muslimin yang belum bisa membedakan antara keduanya. Yang karena ketidaktahuan mereka akan perbedaannya menyebabkan mereka ditimpa oleh fitnah was-was dan dipermainkan oleh setan. Sehingga tidaklah ada cairan yang keluar dari kemaluannya (kecuali kencing dan wadi) yang membuatnya ragu-ragu kecuali dia langsung mandi, padahal boleh jadi dia hanyalah madzi dan bukan mani. Sudah dimaklumi bahwa yang menyebabkan mandi hanyalah mani, sementara madzi cukup dicuci lalu berwudhu dan tidak perlu mandi untuk menghilangkan hadatsnya.
Karenanya berikut definisi dari keempat cairan di atas, yang dari definisi tersebut bisa dipetik sisi perbedaan di antara mereka:
1. Kencing: Masyhur sehingga tidak perlu dijelaskan, dan dia najis berdasarkan Al-Qur`an, Sunnah, dan ijma’.
2. Wadi: Cairan tebal berwarna putih yang keluar setelah kencing atau setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan, misalnya berolahraga berat. Wadi adalah najis berdasarkan kesepakatan para ulama sehingga dia wajib untuk dicuci. Dia juga merupakan pembatal wudhu sebagaimana kencing dan madzi.
3. Madzi: Cairan tipis dan lengket, yang keluar ketika munculnya syahwat, baik ketika bermesraan dengan wanita, saat pendahuluan sebelum jima’, atau melihat dan mengkhayal sesuatu yang mengarah kepada jima’. Keluarnya tidak terpancar dan tubuh tidak menjadi lelah setelah mengeluarkannya. Terkadang keluarnya tidak terasa. Dia juga najis berdasarkan kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Ali yang akan datang dimana beliau memerintahkan untuk mencucinya.
4. Mani: Cairan tebal yang baunya seperti adonan tepung, keluar dengan terpancar sehingga terasa keluarnya, keluar ketika jima’ atau ihtilam (mimpi jima’) atau onani -wal ‘iyadzu billah-, dan tubuh akan terasa lelah setelah mengeluarkannya.
Berhubung kencing dan wadi sudah jelas kapan waktu keluarnya sehingga mudah dikenali, maka berikut kesimpulan perbedaan antara mani dan madzi:
a. Madzi adalah najis berdasarkan ijma’, sementara mani adalah suci menurut pendapat yang paling kuat.
b. Madzi adalah hadats ashghar yang cukup dihilangkan dengan wudhu, sementara mani adalah hadats akbar yang hanya bisa dihilangkan dengan mandi junub.
c. Cairan madzi lebih tipis dibandingkan mani.
d. Mani berbau, sementara madzi tidak (yakni baunya normal).
e. Mani keluarnya terpancar, berbeda halnya dengan madzi. Allah Ta’ala berfirman tentang manusia, “Dia diciptakan dari air yang terpencar.” (QS. Ath-Thariq: 6)
f. Mani terasa keluarnya, sementara keluarnya madzi kadang terasa dan kadang tidak terasa.
g. Waktu keluar antara keduanyapun berbeda sebagaimana di atas.
h. Tubuh akan melemah atau lelah setelah keluarnya mani, dan tidak demikian jika yang keluar adalah madzi.
Karenanya jika seseorang bangun di pagi hari dalam keadaan mendapatkan ada cairan di celananya, maka hendaknya dia perhatikan ciri-ciri cairan tersebut, berdasarkan keterangan di atas. Jika dia mani maka silakan dia mandi, tapi jika hanya madzi maka hendaknya dia cukup mencuci kemaluannya dan berwudhu. Berdasarkan hadits Ali -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda tentang orang yang mengeluarkan madzi:
اِغْسِلْ ذَكَرَكَ وَتَوَضَّأْ
“Cucilah kemaluanmu dan berwudhulah kamu.” (HR. Al-Bukhari no. 269 dan Muslim no. 303)
[Update: Anas bin Malik -radhiallahu anhu- berkata:
أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ حَدَّثَتْ أَنَّهَا سَأَلَتْ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْمَرْأَةِ تَرَى فِي مَنَامِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ, فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا رَأَتْ ذَلِكِ الْمَرْأَةُ فَلْتَغْتَسِلْ. فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: وَاسْتَحْيَيْتُ مِنْ ذَلِكَ. قَالَتْ: وَهَلْ يَكُونُ هَذَا؟ فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ, فَمِنْ أَيْنَ يَكُونُ الشَّبَهُ؟! إِنَّ مَاءَ الرَّجُلِ غَلِيظٌ أَبْيَضُ وَمَاءَ الْمَرْأَةِ رَقِيقٌ أَصْفَرُ فَمِنْ أَيِّهِمَا عَلَا أَوْ سَبَقَ يَكُونُ مِنْهُ الشَّبَهُ
“Bahwa Ummu Sulaim pernah bercerita bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tentang wanita yang bermimpi (bersenggama) sebagaimana yang terjadi pada seorang lelaki. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Apabila perempuan tersebut bermimpi keluar mani, maka dia wajib mandi." Ummu Sulaim berkata, "Maka aku menjadi malu karenanya". Ummu Sulaim kembali bertanya, "Apakah keluarnya mani memungkinkan pada perempuan?" Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Ya (wanita juga keluar mani, kalau dia tidak keluar) maka dari mana terjadi kemiripan (anak dengan ibunya)? Ketahuilah bahwa mani lelaki itu kental dan berwarna putih, sedangkan mani perempuan itu encer dan berwarna kuning. Manapun mani dari salah seorang mereka yang lebih mendominasi atau menang, niscaya kemiripan terjadi karenanya." (HR. Muslim no. 469)
Imam An-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (3/222), "Hadits ini merupakan kaidah yang sangat agung dalam menjelaskan bentuk dan sifat mani, dan apa yang tersebut di sini itulah sifatnya di dalam keadaan biasa dan normal. Para ulama menyatakan: Dalam keadaan sehat, mani lelaki itu berwarna putih pekat dan memancar sedikit demi sedikit di saat keluar. Biasa keluar bila dikuasai dengan syahwat dan sangat nikmat saat keluarnya. Setelah keluar dia akan merasakan lemas dan akan mencium bau seperti bau mayang kurma, yaitu seperti bau adunan tepung.
Warna mani bisa berubah disebabkan beberapa hal di antaranya: Sedang sakit, maninya akan berubah cair dan kuning, atau kantung testis melemah sehingga mani keluar tanpa dipacu oleh syahwat, atau karena terlalu sering bersenggama sehingga warna mani berubah merah seperti air perahan daging dan kadangkala yang keluar adalah darah.”]
Tambahan:
1. Mandi junub hanya diwajibkan saat ihtilam (mimpi jima’) ketika ada cairan yang keluar. Adapun jika dia mimpi tapi tidak ada cairan yang keluar maka dia tidak wajib mandi. Berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri secara marfu’:
إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ
“Sesungguhnya air itu hanya ada dari air.” (HR. Muslim no. 343)
Maksudnya: Air (untuk mandi) itu hanya diwajibkan ketika keluarnya air (mani).
2. Mayoritas ulama mempersyaratkan wajibnya mandi dengan adanya syahwat ketika keluarnya mani -dalam keadaan terjaga. Artinya jika mani keluar tanpa disertai dengan syahwat -misalnya karena sakit atau cuaca yang terlampau dingin atau yang semacamnya- maka mayoritas ulama tidak mewajibkan mandi junub darinya. Berbeda halnya dengan Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Hazm yang keduanya mewajibkan mandi junub secara mutlak bagi yang keluar mani, baik disertai syahwat maupun tidak. Wallahu a’lam.
Demikian sekilas hukum dalam masalah ini, insya Allah pembahasan selengkapnya akan kami bawakan pada tempatnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
December 30th, 2009 at 2:43 am ust,
kalo wadhi najis gak?
cara membersihkannya wadhi/madzi gmn?
December 30th, 2009 at 3:37 am bismillah, ustadz -hafizhokallahu-, dari pembahasan di atas, apakah ketika mencuci kemaluan saat mengeluarkan madzi, kita juga mencuci pakaian dalam serta celana yang kita pakai yang mungkin juga terkena madzi tersebut ?, kemudian bagaimana menentukan tempat yang terkena madzi tersebut bila kita baru mengetahuinya telah mengering di pagi hari ? jazakallahu khoir
January 1st, 2010 at 10:10 pm Afwan, mo tanya…klo keluar mani krn membayangkan yg membangkitkan syahwat trus keluar mani bukan krn onani….wajib mandi ga…
Syukran
January 10th, 2010 at 11:15 pm Aslkm p ustad… ana msh bingung sulit membedakanya ., ciri2 fisik kl sdh kring dclana dr k3nya diatas pa’an ya.. Pa ustad kl bsa tlg dksih gmbrny yg bs meyakinkan kt ttg k3nya..(kl bs krim k imel ana yg diatas) … Syuqron ustad.
Afwan mrepotkan,jzkìllah.
January 13th, 2010 at 11:08 am Assalamualaikum Ustaz ,
apabila ana membuang air besar @ hajat besar , kadang kadang ana akan meneran untuk mengeluarkan najis tersebut tapi apabila ana meneran , ada cecair yang jugak keluar dari kemaluan ana , sepertinya yang ana lihat , cecair itu kelihatan berkaler putih dan melekit ,
adakah itu wadi , mazi atau mani ?
adakah perlu ana memerlu bermandi junub ?
Jazakallahu Khair
February 4th, 2010 at 11:27 pm Ustadz, Barokallaahu fik.
Menambahkan pertanyaan akh Kamal, bahwa ketika lama tidak (maaf) jima’ misalnya karena pergi haji, kemudian ketika buang air besar (tentunya dengan mengejan) kemudian keluarlah cairan yang sifatnya (warna maupun fisik) mirip sekali dengan mani. Cairan apakah ini? Wajib mandikah?
February 7th, 2010 at 8:26 am assalamualaikum, Taad…!
Tad ana maw nanya :
Kalau kita tidur keluar cairan sampe basahin CD tanpa kita mimpi pas bangun itu gimana ya Tad, tapi cairannya bening dan ga lengket ? trus cairannya najis dan kita harus mandi atau cuma dibersihin aja Tad….?
makasih..
wassalam…
February 9th, 2010 at 8:26 am aslkum,, taad
ana sering skali mgluarkn cairan putih kental.tnpa melakukan jima’:
1. jika disebabkan di goda suami?
2. jika tidak disadari keluarny?
maka apa yang membedakan dari keduanya, bahkan pernah ana bingung untuk memutuskan.. trimakasih tas penjelasanny.. ditunggu ya Tad!!
February 10th, 2010 at 6:24 am bismillah, ya ustadz -hafizhokallahu- apakah kaum wanita juga mengeluarkan cairan wadi sebagaimana mereka juga mengeluarkan cairan mani dan madzi ?, barokallahu fiik
February 23rd, 2010 at 1:35 am asalamualaikum ustad
terkadang saya masih bingung membedakan madzi dan mani,saya takut yang keluar itu mani.
apa madji itu berwarna bening dan lengket?
klo kita mengeluarkan madji,lalu kita mandi besar apa boleh?
klo sya sedang buang air besar lalu mengeden,lalu keluar cairan lengket,itu cairan apa dan wajib mandi apa tidak
walaikum salam
February 25th, 2010 at 4:44 am Assalamu’alaikum ustad
kalau mimpix berciuman terus merasa nikmat..dan pada saat mandi adax cairan tapi cairan tersebut pada saat keluar tidak melelahkan tubuh dan tidak terpancar jg cairannya tipis…apakah itu tetap disebut madzi ataukah mani…jazakallah ustad
February 25th, 2010 at 12:21 pm assalamu’alaikum tad…
saya mo nanya, ketika saya senda gurau dengan istri yang sesekali bermesraan, tp tidak melakukan jima. saya suka keluar cairan tipis kental… kemudian saya membersihkannya lalu wudulu, kemudian saya melaksanakan shalat-selesai, tapi ketika mo ganti pakaian shalat, saya lihat di CD saya ada yang bening sedikit banget..dan saya kira madzi, itu gimana tuh tad, apa saya harus mengulangi lagi shalat, membersihkan dan berwudlu ladi? padahal tadi saya membersihkannya terasa sangat bersih tida ada sisa..!
February 28th, 2010 at 3:32 am Asslm,
Pak Ustadz, ketika stlah Shalat Subuh saya tdur lg, ketika saya sdang tdur saya mrasakan sdikit syahwat (tapi dimimpi saya tdak mlakukan hub.intim atau ciuman, hnya syahwat bisa dibilang tdk trlalu besar syahwatnya dan hnya sbntar saja), lalu saya mrasakan ada cairan yg kluar, stlah saya bngun, saya mengecek apakah yg keluar itu mani atau madzi.
Setelah keluar cairan itu seingat saya, saya tdak mrasa klelahan.
Disaat itu saya tdk memakai celana dlm, saya memakai celana sjenis jeans. Saya melihat ada cairan yg tlah membasahi celana saya kira2 celana saya basah seukuran lingkaran telur ayam gtu.
Kalo dcium dr jauh tdk berbau, tp kalo dcium dari jarak sngat dkat, hngga hdung menempel di celana yg basah itu baru trcium bau.
Saya ragu apakah itu madzi atw mani.
Tlong djwb cepat ya pak Ustadz.
March 5th, 2010 at 9:20 am ust,mau nanya!
knp mani wajib mandi? padahal air mani itu kan gk najis….. syukran jawabannya
March 6th, 2010 at 9:35 am ustd, ana masih bingung!kenapa air mani yang suci wajib mandi sedangkan air madzi n wadi yang najis gak mandi tapi dgn wudhu….. jazakumullah atas jawaban ust
March 7th, 2010 at 6:56 pm Aslmkm.
Uztad, saya ingin bertanya. Kan saya sudah mandi wajib setelah mengeluarkan mani akibat mimpi, dan di CD saya itu masih ada cairan’a sedikit. Ketika saya hendak keluar kamar mandi dan mengambil pakaian & CD saya di gantungan pintu kamar mandi, tidak sengaja tangan saya menyentuh cairan mani itu lagi. Apakah saya perlu mandi junub lagi atau hanya di bilas saja? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Mohon di jawab.
March 9th, 2010 at 4:03 am Assalamualaikum,
akh atau ustz, ana mau tanya seputar mazi, ana sering keluar mazi (cairan bening) ketika ana mencumbu istri atau sedang membaca tentang hubungan intim, apakah ana diwajibkan mandi. Dan apakah pakaian yang terkena mani harus dicuci dan najis untuk dibawah dalam sholat
jazakallahu khoir atas bantuannya
Putra
March 11th, 2010 at 7:55 am Assalamualaikum Ustadz, saya mau nanya ni,
kan saya melakukan onani, tetapi tidak sampai keluar (hanya merasakan ada aliran2 cairan yg terpompa), tp tidak lama setelah itu, saya pipis, apakah ada kemungkinan ada sperma yg ikut keluar bersama dengan pipis tadi?
terima kasih
March 11th, 2010 at 8:09 am [...] http://al-atsariyyah.com/?p=1583 Tags: Suci-Najis, Tahukah Anda, Thaharah Comments RSS [...]
March 11th, 2010 at 9:16 am maap ustadz, saya ingin bertanya lagi
sebenarnya saya bukan melakukan onani, tetapi hanya mengambil posisi tengkurap, dan tiba2 terasa ada aliran yg dipompa, padahal saya sedang tidak menghayal hal2 yg porno, saya sedang membaca buku pelajaran.
tp ketika saya cek CD, ternyata tidak ada basah, itu berarti saya tidak usah mandi wajib kan ustadz? maap saya bertanya terlalu panjang, soalnya saya sering ragu2.
terima kasih.
March 12th, 2010 at 3:10 am Apakah mani berwarna?
March 20th, 2010 at 6:02 am ustda,
saya sering maaf, bermesraan dengan suami. tapi karna kami sepakat belum mau punya momongan, karena masih kuliah, akhirnya kami sama-sama atau bergantian memegang alat kelamin pasangan untuk menunda kehamilan. setelah itu masing-masing dari kami merasa nikmat.kalau suami saya jelas maninya keluar dengan warna putih, kental dan memancar. tapi gmana dengan saya ust? saya merasa nikmat tapi celana saya cuma basah, gak lengket dan gak memancar…
jazakallah,,
March 23rd, 2010 at 2:02 am Assalamulaikum
Akh, mau tanya lagi ni.. apakah pakaian kita yang terkena mazi tidak najis untuk digunakan sholat, sebat ana sering sekali mazi keluar menempel di CD ana dan bagaimana solusinya.
atas penjelasan jakallahu khoiron
March 23rd, 2010 at 8:43 am assalamualaikum
maaf ustad, saya mau tanya.
kalo setelah menonton “blue film”.
saya melihat ada tetesan air dari kemaluan saya di cd saya.
apakah itu madzi atau mani?
March 24th, 2010 at 9:17 am assalamualaikum
Akh, mau tanya lagi ni..
Jika pakaian kita terkena Madzi atau Najis lainnya sedangkan tidak memungkinkan untuk ganti pakaian pada saat itu, apa yang harus kita
lakukan jika ingin Shalat?
Jazakallah khaira
March 24th, 2010 at 9:21 am assalamualaikum
maaf ustad, saya mau nanaya, jika saya berangkat kesekolah saya selalu nahan untuk buang air kecil, nah ketika saya hendak buang air kecil ke kamar mandi, saya hendak melihat carian yang keluar dari kemaluan saya, tapi cairannya tidak berbau dan keluar tanpa saya setahui.
apakah itu mani, madzi atau wadi pak ustad
March 24th, 2010 at 1:27 pm Assalamualaikum
Ana mau tanya Ustad… Sebaiknya berhubungan badan menurut islam seperti apa?
Mohon penjelasannya…
Sukron
March 25th, 2010 at 4:20 am Assalamu’alaikum Ustadz,
Menyambung pertanyaan Akh Alfajri, apakah termasuk adab, bersenggama menggunakan kain penutup meskipun dikamar tertutup?
March 29th, 2010 at 12:52 pm cuma mau lewat aja pak ustad
April 3rd, 2010 at 11:53 pm assalamualaikum ustadz…
di artikel di atas dikatakan mayoritas ulama berpendapat seseorang yang mengeluarkan mani tapi tanpa adanya syahwat atau dalam keadaan sakit tidak diwajibkan untuk mandi besar…
yang saya ingin tanyakan,dengan kondisi orang yg tidak mandi karena sebab di atas apakah orang itu dibolehkan melakukan hal2 yang dilarang ketika junub misalkan sholat,membaca alquran,atau memegang mushaf….?
khusus orang yang mengeluarkan mani ketika sakit…jika orang tersebut sembuh dari penyakit apakah wajib melakukan mandi besar
mohon bantuannya….
April 5th, 2010 at 1:13 am Bismillah
Assalamu’alaykum
Ustadz, selain keempat cairan di atas, adakah cairan lain yg biasa keluar dari kemaluan?
Soalnya kadang tiba2 keluar sesuatu dr kemaluan saya. Bila dibilang mani atau madzi, ketika itu saya tidak sedang bersyahwat. Sementara bila itu kencing atau wadi, dari ciri2nya sepertinya bukan.
Terkadang setelah saya mandi junub dalam keadaan menahan kencing, tiba-tiba keluar dari kemaluan saya cairan berbau seperti mani, padahal saya tidak sedang bersyahwat. Saya menyangka bahwa itu hanyalah air (untuk mandi) yang keluar lagi dari kemaluan saya yang telah bercampur dengan sisa mani yang mungkin masih ada di bagian dalam kemaluan. Sehingga saya teruskan untuk sholat (tanpa mengulang mandi atau berwudhu). Apakah yang saya lakukan benar, Ustadz? Dan tidak perlu mengulang sholat lagi?
April 7th, 2010 at 11:52 pm Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
pak ustadz pengen nanya, misalnya di CD terkena madzi tapi kepingin sholat sedangkan waktunya tidak memungkinkan utk berganti CD. Apakah benar menghilangkan najisnya tidak harus mencuci CD itu, tetapi hanya dengan men cipratkan atau menyiramkan air pada bagian CD yg terkena madzi itu saja ? Mohon penjelasan lebih detail
terima kasih atas jawabannya.
April 14th, 2010 at 6:38 am assalamu’alaikum wr.wb
pengen nanya??
macam mana cara membedakan mani dgn madzi pada saat bangun pagi bila keadaan cairan yang nempel di CD sudah mulai mengering??
April 16th, 2010 at 3:41 am Anal sex it ap tadz?
April 17th, 2010 at 12:44 pm assalamuaikum,,,,
saya remaja ,saya alhamdulillah sudah sering melasanakan sholat 5 waktu ,,,
tapi menjadi ragu dengan sholat saya, setiap saya sebelum wudlu,sering saya kebelet kencing.otomatis saya kencing dulu kan,,, setelah itu saya mencuci kemaluan saya karena biar bersih,baru saya melakukan wudlu,,,
dan yang menjadi masalah,, ketika sedang melakukan sholat ,,tepatnya bila saya mau sujud,dibagian kemaluan saya terasa ada yang keluar,seperti mengeluarka sedikit air begitu.mungkin juga karena tekanan pada sujud,, sehingga mendesak kemaluan dan otomatis ada yang keluar,,,saya pikir itu air bekas saya mencuci kemaluan,tapi sampai saekarang saya masih ragu dengan hal itu,,,
mohon bimbingannya..saya ingin sekali sholat khusuk,,,
April 20th, 2010 at 1:12 am kalo yang baunya seperti kain basah itu apa mani ataukah madzi…????
April 20th, 2010 at 8:13 am Assalamualikum ww.
perempuan jika selesai haid akan mengeluarkan cairan lengket putih seperti nasi. apakah itu najis? bolehkan shalat dengan CD yang terkena cairan tsb? terima kasih
April 20th, 2010 at 11:13 pm Assalamu’alaikum. wr. wb,
Ustadz, setelah saya buang air kecil, saya sering merasa ada cairan yang keluar dari kemaluan. keluarnya cairan tsb bahkan setiap hari dan tampaknya tidak bisa dihindari.
apabila cairan tsb keluar, saya bersuci dan mencuci pakaian dengan air. namun setelah bersuci saya merasa bahwa cairan tsb keluar lagi. jadi memang tampaknya keluarnya cairan tsb tidak bisa dihindari
dan juga,yang sering terjadi, setelah saya buang air kecil kemudian bersuci, berwudhu, dan sholat di masjid. justru cairan tsb keluar waktu sholat.
apakah setelah bersuci kemudian saya merasa cairan tsb keluar lagi saya harus bersuci lagi?
apabila telah keluar madzi, saya bersuci kemudian berwudhu satu kali. apakah sah jika langsung sholat tanpa berwudhu dua kali?
Syukron
April 30th, 2010 at 6:24 am Bismillah
Assalamu’alaykum
Ustadz, terkait tanya jawab no. 36, bagaimana solusi kebersihan atas penyakit tersebut. Karena saya juga mengalaminya sementara kata Ustadz hal tersebut tidak mendapatkan udzur. Terkadang saya pun menganggap bahwa hal tersebut merupakan adzab bagi saya yang ironisnya hal tersebut mulai saya derita sejak aktif ta’lim salafy. Saya sering bertanya dalam hati mengapa untuk beribadah saja kok susah sekali menempuh syaratnya, bukankah agama ini mudah.
April 30th, 2010 at 12:59 pm Saya sering mengalami hal yang serupa dengan saudara Alam, bahkan ketika shalat Jum’at. Saya mohon jawaban nomor 1 agar diperjelas lagi.
Ketika shalat, saya sering merasa ada yang keluar dari kemaluan. Kalau saya lagi shalat sendiri, saya sering membatalkan shalat dan memeriksanya, kadang ada cairan kadang tidak ada.
Tapi jika sedang shalat berjama’ah, saya suka menyelesaikan shalat terlebih dahulu, baru kemudian memeriksanya. Setelah diperiksa, sepertinya tidak ada cairan. Tapi saya ragu-ragu, apakah memang keluar cairan atau tidak. Dan apa yang harus saya lakukan?
May 3rd, 2010 at 11:58 pm Ustadz, hukum smegma najis apa tidak?
May 7th, 2010 at 5:46 am Terima kasih pak ustad atas jawabannya karena saya juga mempunyai Masalah seperti saudara Alam.
Tapi apakah wadi itu keluarnya tak bisa di kontrol ? karena jujur saja saya sangat terganggu bila sedang sujud. Kemudian apabila ada wadi di CD apakah cara menghilangkannya boleh seperti mazi yaitu denga cara membasuh bagian yang terkena mazi/wadi tanpa harus mencuci CD nya. ?
Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih
May 10th, 2010 at 5:48 am Assalamualaikum ustaz
ana mau tanya:kalau keputihan itu termasuk yg mana?yang kata ustazah kalau kita lagi solat,kluar maka batal wudlunya,tp tidak najis
May 10th, 2010 at 9:11 am assalamu alaaikum
Ustads apakah perlu mengganti pakaian yang digunakan apabila pada saat itu mengeluarkan mazi atau sperma sementara pakaian tersebut tidak terkena mazi atau sperma..!!!
May 10th, 2010 at 5:54 pm Assalamu’alaikum
Pa ustadz saya mo nanya,setiap saya menelpon seorang perempuan(prcakapan biasa)atau membonceng perempuan, selalu keluar cairan brwarna putih lengket,apakah itu trmasuk wadi,madzi atau mani?
May 19th, 2010 at 6:16 pm Assalamu’alaykum ustadz..
Saya seorang wanita, dan sering sekali mengalami keputihan. Apakah itu termasuk mani, madzi, atau wadi? Apakah keputihan termasuk najis? Jika iya, bagaimana cara mensucikannya? Apakah kita sudah suci bila kita hnya menyiramkan sdikit air diatas celana yg trkena kputihan, namun air tsb tidak mengalir (hanya merembes di celana) tp zat dan baunya sdh hilang?
Kemudian, apa ciri2 mani wanita? Bgaimana membedakan dgn madzi wanita? Karna sampai sekarang, saya tdk pernah mengeluarkan cairan yg memancar kecuali air kencing. Dan apabila ustadz bilang baunya berbeda, maka keputihan yg saya alami terkadang memiliki warna dan bau seperti ciri2 mani yang ustadz sebutkan di artikel. Mohon bantuannya.
Pertanyaan berikutnya agak menyimpang dari artikel. Apakah binatang2 yg hidup di tempat kotor dan najis seperti kecoa, tikus, lalat, dan cacing termasuk najis? Apabila kita terkena binatang2 itu, perlukah kita mencuci bagian yg terkena tsb? Bgaimana juga dgn hukum kotoran mrk?
Afwan kalau pertanyaan saya terlalu banyak. Saya hanya ingin menambah ilmu. Jazakallah khairan atas jawabannya ustadz :)
May 23rd, 2010 at 6:39 am Assalamulaikum…
Mau tanya ustadz,apa hukum kalau keluar mazi ketika shalat,apa harus diteruskan atau tdk sholat nya?
May 24th, 2010 at 6:25 am assalamualaikum
saya mau nanya pak ustad
saya pernah onani terus keluar cairan tebal terpancar sehingga terasa keluarnya, itu mani atau madzi ya pak ustad dan cara membersihkan nya gimana?
terus saya pernah membayangkan yg porno otomatis kemaluan saya jadi mancung terus sudah lama membayangkan saya periksa ternyata ada cairan tapi tidak setebal habis onani dan tidak kerasa keluarnya, itu mani atau madzi ya pak ustad, trus cara membersihkanya gimana ?
May 31st, 2010 at 6:09 am ustadz saya mau nanya kalau sehabis kencing saya merasakan ada yg mau keluar ,ternyata yg keluar cairan berwarna putih lengket ,kadang keluar saat buang air besar.Jika kita mencium pakaian terkena cairan itu agak berbau .Apakah itu mani madzi wadi ?Tolong jelaskan lebih detail tentang wadi ustadz
sekian pertanyaan saya.Wassalam
May 31st, 2010 at 8:42 pm ustad saya mau tanya,saya sering mengeluarkan cairan dan saya ragu mani apa bukan,tapi keyakinan saya lebih dominan madzi,tapi saya takut kalau madzi itu terkena mani,bagaimana ustad?
June 10th, 2010 at 8:50 am Assalamua’laikum ustadz.
Soalan2 saya seputar hukum wadi dan soal keyakinan dlm ibadah.
1)Jika seseorg tidak pasti dia mengeluarkan wadi ataupun tidak, adakah perlu untuk memeriksa kewujudan wadi di seluar dalamnya sebelum shalat? Ataupun hal itu boleh dimaafkan dan harus dibiarkan sbb itu ibarat menuruti waswas?
2)Demikian juga dalam solat, seseorg merasakan seperti terkeluar wadi/madzi, tp dia tidak pasti/yakin. Perlukah dia berhenti shalat utk memeriksa? Jika tidak, adakah dia perlu memeriksanya selepas solat?
3)Disebutkan dalam sebuah hadith bahawa madzi diperintahkan utk dipercik air ke atas pakaian yg terkena, dgn hikmah sulit utk menghilangkannya. Adakah hal yg sama dibolehkan utk wadi?
Terima kasih atas kesudian ustadz utk menjawab.
JazakAllahul khoir.
June 21st, 2010 at 11:31 am afwan ustadz, mau tanya
ana selalu keputihan dan terkadang dalam sholat tepat pada waktu rukuk sering keluar cairan, bagaimana dengan sholat ana ustadz? Jazakallohukhoiron katsiro.
June 30th, 2010 at 3:24 pm AWW.
Kalau keputihan najis gak? tks
July 9th, 2010 at 11:15 pm salam ustaz,saya ingin bertanya,saya ada keluar mazi,bagi memastikan mazi betol2 keluar semuanya,saya tekan kemaluan,tibe2 kelihatan wujud satu titik cairan putih pada mazi itu,saya tidak trgsang dan ia tidak juga tepancar,titik cairan putih itu terlalu halus,seperti sel kulit gitu……adakah dikira mani?…….adakah perlu madi wajib?………ia hanya keluar satu titik sahaja dan tersangat-sangat halus …..tolong saya ustaz
July 11th, 2010 at 1:54 pm Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Saya, seorang wanita. ketika saya sholat selepas mandi junub, saya sering merasakan mani dari suami saya keluar. apakah saya harus menghentikan sholat dan mandi junub lagi? sedangkan mani tersebut sering keluar lagi dengan waktu yang tak tentu.
Mohon penjelasannya.
Jazakallohu khoiron katsiro
July 13th, 2010 at 3:18 pm Afwan Pak ustad mau tanya lagi.
1. Waktu ane sedang duduk atau ngobrol sama teman tiba2 ada cairan keluar satu atau dua tetes dari kemaluan saya. Padahal saya tidak ingin kencing dan tidak melamun jorok. Apakah itu wadi atau kencing?
Bagaimana cara membersihkan cairan tersebut dari CD agar bisa di pakai utk solat mengingat waktu dan tempat nya tidak memungkingkan utk berganti CD.
2. Waktu saya sedang menahan kencing tiba2 ada cairan keluar tp sedikit paling cuman satu atau tetes di CD saya. Apakah itu kencing atau wadi?
Misal kan itu kencing apakah bisa dgn cara mencipratkan air ke bagian CD yg terkena satu tetes kencing itu utk menghilangkan najis nya. Mengingat saat di luar rumah saya tidak membawa CD. Sedangkan saya ingin solat dan tak mungkin berganti CD. Mohon penjelasan
3. Terkadang pada saat bersin atau batuk ada cairan yg keluar satu atau dua tetes dan menempel di CD. Apakah itu kencing atau wadi. Misalkan itu kencing bagaimana cara nya membersihkan najis nya sedangkan saya ingin solat dan situasinya tidak memungkin utk berganti CD
terima kasih atas jawaban nya. Maap banyak pertanyaan
July 17th, 2010 at 4:10 pm Assalamualaikum ustadz, maaf jika pertanyaanya mengulang.
1. Saya masih bingung cara memsucikan pakaian akibat madzi apakah cukup diteteskan air ke bercak madzi atau harus di gosok2 hingga bekasnya hilang? Apakah sama cara mensucikan madzi dengan wadi dan kencing? Terutama kalo kita diluar rumah tidak ada cd pengganti.
2. Wudhu setelah membersihkan madzi apakah harus dilakukan atau bsa ditunda saat mau sholat?
3. Jika cd terkna madzi sdg celana luar tidak jelas ada bekas madzi atau tidak apa yg harus dilakukan?
4. Mani adalah suci berarti tidak wajib pakaian dan benda yg terkena mani di bersihkan dengan air atau dikerik? Bagaimana jika dibiarkan saja dan dipakai sholat? Apakah diperbolehkan?
Terimakasih ustadz saya tunggu jawabannya.
July 21st, 2010 at 6:11 pm Assalamualaikum ustadz. Terima kasih jawabannya. Saya masih bingung apakah madzi harus hilang zat nya atau cukup di tuangkan air setelapak tangan sesuai hadits berikut? Mohon penjelasannya ustadz. Terima kasih.
Dari Shal bin Hunaif, ia berkata, “Dahulu aku biasa mendapati
kesulitan dan kepayahan karena madzi sehingga aku sering mandi
karenanya. Lalu aku utarakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW,
maka Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya cukuplah bagimu hanya
dengan berwudhu.’ Kemudian aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah,
bagaimana dengan madzi yang mengenai pakaianku?’ Maka
jawabnya, ‘Cukuplah bagimu mengambil setelapak tangan air lalu
tuangkanlah pada pakaianmu (yang terkena madzi) sampai lihat air
itu membasahinya.’ (Hasan: Shahih Ibnu Majah no: 409, ‘Aunul
Ma’bud 1: 358 no: 207, Tirmidzi I: 76 no:115 dan Ibnu Majah I: 169
no: 506).
July 23rd, 2010 at 2:38 pm Makasih atas jawaban nya pak ustad. ane insya ALLAH lebih mantap hehe
July 24th, 2010 at 8:06 am Assalamualaikum ustadz,saya ingin bertanya ketika lagi bulan puasa,saya sering keluar air madzi .apakah puasa nya batal pak ustad
July 25th, 2010 at 4:46 am Assalamualaikum ustadz.
Apakah berdosa hukumnya mengikuti perasaan was-was untuk bersuci karena didalam hati ada yg mengatakan benda itu najis, atau wudhu nya belum sempurna, terkena air itu najis dan sebagainya?
July 25th, 2010 at 10:42 am Assalamualaikum ustadz mo nanya. Setelah ana mandi junub trus berpakaian tidak lama ana cek CD ana ada cairan kental ustadz padahal ana gak syahwat sama sekali ataupun habis kencing. Kira2 ini cairan apa? Dan bagaimana mensucikannya. Kemudian bagaimana dengan handuk yg ana gunakan stlh mndi junub krna ana g tau kpn cairan itu keluar (stlh mandi dngn pakai handuk atau saat pakai CD) dan sulit mencari ada bekasnya atau tidak krna basah?minta penjelasannya ustadz..
July 27th, 2010 at 3:19 am ustad saya mao tnya bila lage puasa trus wadi,madzi keluar itu hukumnya pa n batal tidak puasanya….
July 28th, 2010 at 6:34 am Assalamualaikum ustadz. Makasih jawabannya. Mo nanya apakah ada kemungkinan cairan itu sisa mani? Jika itu mani apakah ana mengulang mandi junub? Dan kenapa ustadz berpendapat itu bukan mani. Mohon penjelasannya ustadz. Maaf ana banyak tanya.soalnya ana msh bingung.
July 28th, 2010 at 8:01 am Assalamualaikum ustadz. Jadi kesimpulan saya kalo kita habis jima atau maaf onani kemudian mandi junub dan segera stlh mandi keluar cairan kemungkinan adalah mani tapi klo sblmnya tdak jima maka kemunginan madzi atau wadi?
2. Mo tanya kalo pakaian ana kena madzi lalu tercampur dengan banyak pakaian lain dalam satu keranjang apakah pakaian sekeranjang jadi najis ? Atau dianggap suci dng alasan sulit menemukan ada tidaknya bekas madzi yg menempel pada pakaian lain akibat tersentuh pakaian yg ada madzi. (Ana srg bingung krna kdng ana g sengaja mencampur pakain yg kena madzi dngn pakaian suci.) Makasih ustadz.
July 28th, 2010 at 5:28 pm Assalamu’alaikum,
Ustadz, saya nikah udah 5 th. Saya masih bingung, apabila saya bersenggama dan kemudian Saya keluar sperma terlebih dahulu sedangkan istri belum keluar, tanpa sengaja “X” saya lepas waktu “tarik ulur”. Apakah boleh / haram saya memasukkan kembali sebelum berwudhu? karena saya merasa tidak enak sama si istri apabila istri belum keluar sedangkan “x” sudah lepas duluan (tanpa sengaja). krn selama ini saya (atau harus sama istri?) mesti wudhu terlebih dahulu, dan kemudian mengulanginya dari awal. dan itu butuh waktu..
syukron katsir..
July 29th, 2010 at 3:57 am Assalamu’alaikum
saya mau tanya:
1. madzi sama midzan sama ya?
2. cara membersihkan mizan gimana, stauku cuma wudlu ato harus ganti CD dan celana?
3. dasarnya shalat shubuh 2 rakaat, shalat dhuhur 4 rakaat dst… apa?, tlong dijelaskan . soalnya sejak kecil saya tidak tahu. yang saya tau setiap guru agam nyuruh begitu. dan yakin itu benar
terimakasih
July 30th, 2010 at 10:39 am Bismillah Ustadz …
Pingin tanya,
1. Saat saya sholat saya merasa keluar sesuatu dari pintu depan. Apakah saat itu juga saya harus membatalkan sholat wajib/sunnah saya?
2. Apakah saya harus pulang ke rumah lanjut sholat dirumah dan mengganti pakaian atau tetap wudhu kemudian melanjutkan sholat bersama jama’ah dalam keadaan celana terkena najis?
3. Mestikah saya ke WC dan memriksa keadaan pintu depan beserta celana saya ?
Jazakallah khair
August 10th, 2010 at 10:54 am assalamualaikum ust….
saya mau tanya, kalau saya hanya (maaf) berciuman dengan suami dan kemudian merasa keluar cairan putih, apakah itu mazi? padahal saya tidak bersenggama dan tidak lemas setelah keluarnya…
saya bingung itu mazi atau keputihan, karena kalau mazi katanya tidak putih, jadi, itu apa dan bagaimana hukumnya? terimakasih…
August 10th, 2010 at 3:30 pm aslm….
dalam keadaan normal (sehat) bisakah mani itu keluar karena syahwat saja (tanpa onani, jimak, atau mimpi basah) ?
kalau kita tidur tanpa bermimpi lalu ketika bangun ada cairan putih di celana itu mani ato bukan?
August 12th, 2010 at 11:00 am Assalamualaikum ya ustaz,
Ada kemusykilan di sini harap ustaz dpt membantu.
Saya sangat penat hari ini, lalu tertidur sebentar. Namun tiada mimpi jima. Bangun dr tidur, membuat kerja sedikit langsung sy ke toilet. Tiada kesan pada pantyliner namun bile menyentuh alat sulit ada sedikit lembap dan cairan lekit yg sgt sedikit.. apa mungkin tuh ya ustad? sy yakinkan diri ianya bukan mani mungkin keputihan atau najis yg lain. tp maseh memerlukan pendapat ustaz.
August 14th, 2010 at 1:57 pm Terima kasih pak Ustad atas pencerahannya
sekarang saya tahu perbedaanya
August 16th, 2010 at 3:03 am Assalamu’alaikum wr. wb..
Ustadz biasanya wanita keluar mani dalam keadaan apa? saya belum menikah jadi sulit membadakan mani yang keluar dengan nikmat & lelah setelah keluarnya itu seperti apa? karena kadang saya suka parno & was2 sampai harus mandi berkali-kali…
syukran ustadz jawabannya.
Wassalam,,
August 16th, 2010 at 3:55 am Salam ustad.mo nanya. .stiap saya buang air kecil ,dipghujung kencing saya sllu keluar cairan lengket. . .apa namany yg kluar dan apkh bisa membtlkn puasa. . .mohon pnjelsnny tadz
August 16th, 2010 at 9:21 pm Assalamualaikum, Ustad..
Tepat setelah berhubungan, ana langsung mandi junub. Insya Allah, ana sudah berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan najis, termasuk mencuci kemaluan dengan sebaik-baiknya.
Namun, ketika selesai mandi junub dan berpakaian, ana mendapati ada cairan di celana ana.
Dalam pengamatan ana, cairan itu berwarna bening, tipis, dan jelas tidak keluar dengan memancar (karena keluarnya pun tak terasa). Ciri fisiknya mirip seperti madzi, hanya saja ana agak khawatir, karena keluarnya itu setelah berhubungan, bahkan setelah manfi junub(Kebingungan ana bersumber karena biasanya madzi keluar saat memulai hubungan). Ana khawatir, itu adalah sisa dari mani, mengingat ana langsung mandi setelah berhubungan (meskipun insya Allah, ana sudah berusaha sebisa mungkin untuk membersihkan kemaluan). Namun, ciri fisiknya membuat ana ragu.
Apakah ana harus mengambil sikap hati-hati dan mengulang mandi? Ataukah ini lebih kepada sikap terlalu was-was yang ditiupkan setan?
Terima kasih
August 16th, 2010 at 9:31 pm Afwan, satu pertanyaan lagi.
Apakah madzi meninggalkan bekas pada kain?
Karena ana pernah merasa keluar madzi, dan lama kemudian, ana baru mengecek celana ana. Dan ana sama sekali tidak menemukan bercak/bekas.
Selama ini, ketika keluar madzi, ana langsung memastikan dan membersihkannya. Maka dari itu, ana kurang tahu apakah madzi itu berbekas atau tidak, jika didiamkan dalam waktu yang lama.
Ataukah mungkin saat itu sebenarnya ana tidak keluar madzi?
Apakah ana tetap harus mencucinya, atau sekali lagi, itu cuma rasa was-was yang ditimbulkan setan?
Rasanya bingung ustad, ketika harus memilah antara kewajiban syariat dan rasa was-was yang ditimbulkan setan.. Mohon sarannya…
August 17th, 2010 at 2:07 am assalamu’alaikumwarohmatulloh…
ustd, ana sudah menikah. setiap kali melakukan jima’ dengan zauj, meskipun hubungan itu sudah tidak dilakukan, namun selalu saja beberapa hari setelah melakukannya ana dibanjiri cairan yang agak mengental, tidak berbau, tekstur kasar, dan berwarna agak kekuningan. cairan ini keluar dalam intensitas yang sangat sering, bahkan setelah mandi, wudhu’, ketika shalat dan jaraknya sangat dekat. sehingga meskipun sudah dibersihkan beberapa kali dan mengulangi shalat berkali-kali tetap saja sering keluar. yang ingin ana tanyakan adalah apakah itu mani atau mazi? lalu apakah ana harus terus-menerus mengulang bersuci dan shalat? kemudian dari segi warna apakah tidak ada indikasi terkena penyakit ataukah itu warna alamiah dari cairan mazi atau mani?
atas jawabannya ana ucapkan jazakumulloh khairan katsir…
wassalamu’alaikum
August 17th, 2010 at 1:20 pm Assalamualaikum,
Ustad,ana mau tanya…
Ana ada masalah dengan najis…
Tiap kali habis buang air kecil, terkadang, ada kencing yang tersisa dan tiba2 keluar.
Kadang setiap sujud atau duduk antra 2 sujud,air kencing itu tiba2 keluar..Saya segera kekamar mandi jika hal tersebut terjadi…
Nah, karena keluarnya hanya 1 atau 2 tetes dan daerah yang terkena najis tampak dengan jelas, maka ana hanya mengaliri air di area tersebut selama beberapa saat…
Pertanyaan, apakan hal diatas diperbolehkan?
Ana seorang anak kos, jadi sangat susah jika tiap terjadi harus mengganti pakaian dalam..Itulah mengapa ana hanya mengaliri air di daerah najis itu….mohon penjelasa, dan bila cara ana salah, apa yang harus dilakukan melihat kondisi ana….
Afwan wa syukron
August 18th, 2010 at 12:31 am Assalamu’alaikum..
Ustadz maksud point g di atas mani itu hanya keluar saat jima & ihtilah saja kalau ada cairan yang keluar saat kita memikirkan atau menghayal yg merangsang syahwat itu madzi?
terus kalau kita hanya memikirkan atau menghayal sesuatu yg merangsang syahwat terus keluar cairan tanpa rasa nikmat dan lelah cairannya pun tipis tapi berbau seperti telur apakah kita wajib mandi?
jawabannya di tunggu ustadz. Jazaakallah khairan.
August 20th, 2010 at 12:05 am Assalamualaikum ustadz.
saya tanpa sengaja mengeluarkan mani(dalam mimpi) apakah puasa saya batal? apakah saya diwajibkan mandi wajib?
August 21st, 2010 at 9:31 am makasih pak ustadz….
tpi klo madzi itu bkn najis mughaladoh kan taad?
August 22nd, 2010 at 1:46 am Pak Ustad, kalau saat puasa memegang alat kelamin suami/istri, apakah membatalkan puasa?
August 22nd, 2010 at 5:11 am assalamualaikum…
afwan mau tanya pak ustad !
yag pertama apa hukumnya ketika kita sedang puasa tetapi ketika tidur kita mimpi basah atau mengeluarkan mani
kedua batalkah puasa kita apabila menghayal yang dapat menimbulkan syahwat dan keluar mazi
August 22nd, 2010 at 10:20 pm Assalamualaikum ustd.
Saya mw tanya,saya semalam mimpi jima’ di bulan puasa lalu saya bersihkan dan ganti celana,
Lalu tidur lagi,
Lalu saya bangun untuk sahur,namun blum mandi sampai saya kirim ini ke ustad.
1.Apakah sya harus mandi?
2.apakah puasa saya sah?
Mohon di jawab ke email saya saya trimakasih sblmnya wassalam
August 23rd, 2010 at 12:37 am Assalamu’alaikum ustadz…
Maaf sebelumnya saya ingin bertanya ustadz..
Saya sering merasa keluar sesuatu dari pintu depan. Baik itu setelah kencing ataun sedang bersantai. Dan jika saya lihat di lubangnya ternyata memang ada cairan tersebut. pertanyaan saya :
1. Apakah Laki-laki semua laki-laki sama seperti itu??
2. Kalau jawaban satu tidak, apakah saya punya penyakit??
Jazakallah…
August 23rd, 2010 at 4:25 am Assalamu’alaikum
apa tanda-tanda jika kelamin kita mengeluarkan madzi dan wadi? di pakaian dalam dan alat kelamin
August 25th, 2010 at 6:21 am Asslamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Ustadz cairan apa ya ketika saya melihat yg mengundang syahwat tapi saya melihatnya tidak pake syahwat tp kemaluan saya seperti terangsang setelah saya chek di CD sya tidak ada cairan tapi saya afwan meraba lubang kemaluan saya ada cairan tapi bentuknya bukan cairan tp seperti gumpalan2 warnanya putih baunya sedikit anyir itu mani bukan ya tadz?
August 27th, 2010 at 3:12 am Assalamualaikum
Sebenr’a saya dulu faham betul akan semua yg ustad jelaskan di ats krna saya dulu skulah dipondok pesantren dan kitab fiqih adalah pelajarn yg sangat saya sukai
Tp akhr’a skulah saya sia2 n saya tidak pernah lg saya membahas tentang agama
N hadist pun dulu’a saya hafal lebih dri seratus mungkn hanya 5yg masih saya ingat
N semua yg pelajari semua ilang begtu saja
ibaratkan pepatah
Pasa jalan karna ditempuh
Lancar kajian karna di ulang
Tp saya tak penah mengulang’a lg
Krna itu lah semua’a tak ada yg saya ingat lg
N saya ingin bertanya pak
Apalah madzi ini dapat membatalkan puasa ??
August 27th, 2010 at 8:17 am Assalamu’alaikum…
Ustadz kiranya cairan apa ya kalo ana habis nonton film atau baca buku yg romantis suka keluar cairan dari saluran kencing tapi saya tidak habis kencing cairan itu kadang bening tapi kental kadang jg warnanya sedikit agak kuning muda & sedikit berbau?
Syukran ustadz atas jawabannya.
August 27th, 2010 at 10:34 pm Ustad pengen tanya lagi.
setelah kencing dan cebok kemudian saya solat. Namun di tengah solat ane merasa ada cairan yg kluar lewat pintu depan tetapi masih dalam batas keraguan. Setelah solat ane cek CD ane tetapi ane tidak menemukan bekas cairan itu karna CD ane msh agak basah karena bekas cebok sblm solat td. Apakah itu hanya merupakan was was yg di tiupkan syaitan? Apa yg harus ane lakukan?
Terima kasih atas jawaban nya
August 28th, 2010 at 2:05 am assalamualaikum semula pak ustad,
minta pencerahan tentang kalimat di atas “Berbeda halnya dengan Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Hazm yang keduanya mewajibkan mandi junub secara mutlak bagi yang keluar mani, baik disertai syahwat maupun tidak.” Apa maksud nya ini?apa mungkin mani kluar tanpa syahwat. oleh itu gimana mo bedakannya? apa mungkin nikmat itu di rasa juga? harap dpt di jelaskan. mekasih.
September 3rd, 2010 at 12:35 pm 1.setelah buang air kecil, biasanya saya ambil air pakai gayung, setelah itu saya ciduk pakai tangan 5 kali untuk mencuci qubul ( dulu saya di ajari 3 kali cukup) . setelah itu apakah saya telah suci pak ustad?
2. cara menjauhi madzi gimana pak ustad?
3. saya sudah kirim ke “kirim pertanyaan”, tapi kq lama tidak dijawab-jawab?
September 4th, 2010 at 2:52 am Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Ustadz memangnya ciri2 mani laki2 & perempuan itu sama ya tadz? karena yg ana baca di suatu hadist mani wanita itu encer & kuning..
terus maksudnya bau tepung itu tepung apa ya tadz tepung itu kan ada banyak misalnya tepung beras, mentega dll?
September 6th, 2010 at 12:29 am Assalamu’alaikum…
Ustadz mengenai pertanyaan saya yg no 89 saya hanya merasa terangsang dan itu pun sebentar tidak lama & saya tidak terasa ketika cairan tersebut. kira2 itu mani atau madzi ya tadz?
September 6th, 2010 at 6:02 am Assalamu’alaykum,…
Ustadz, saya mau bertanya
Setelah bermesraan dengan istri, dari kemaluan saya keluar madzi, kemudian saya cuci, berwudhu dan mengganti dengan CD yang masih bersih. Terkadang atau bahkan seringnya ketika saya lihat kembali ternyata dari kemaluan saya keluar kembali madzi sisa dari yang tadi. Apakah harus berwudhu kembali jika akan dipakai untuk sholat? Dan terkadang saya tertinggal sholat berjamaah karena sibuk mencuci madzi yang tidak kering-kering kecuali setelah menunggu beberapa lama. Apa yang harus saya lakukan, apakah berangkat sholat tetapi khawatir keluar lagi ataukah menunggu sampai benar-benar kering tetapi ketinggalan sholat berjamaah?
Jazakallahu khairan atas jawabannya.
September 11th, 2010 at 5:30 pm Assalamu’alaykum,…
Ustadz,Aku mo tnya, hukumnya dari orang yg melakukan onani?
wassalam,..
September 12th, 2010 at 4:47 am Assalamu alaikum pak ustad afwan saya mau tanya lagi
waktu saya menahan kencing tiba2 ada kencing yg menetes beberapa tetes. Kemudian saya ke toilet utk kencing dan mencuci celana dalam saya di toilet. CDnya Saya kucek dgn air dan peras sampai hilang zat nya dan baunya. Kemudian CD yg msh agak basah td saya pakai kembali dan di bawa utk solat. Apakah yg saya lakukan sudah benar pak ustad?
Selamat hari raya idul fitri. Minal aidin wal faidzin mohon maap lahir dan batin. Maap saya sering tanya pak ustad : )
September 13th, 2010 at 4:52 am Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Ustadz setelah saya membaca artikel ini saya suka mencium cairan yg menempel di cd saya takut itu mani terutama kalau saya di telp suami atau sedang mengobrol & kadang bermesraan saya suka terangsang tapi saya tidak di kuasai syahwat kadang setelah lama saya suka chek kadang ada cairan warnanya putih yg menempel di cd saya kalau di cium dengan jarak dekat sampai hidung menempel agak berbau padahal saya tidak berjima & tidak di kuasai syahwat hanya terangsang & tidak terasa saat keluar cairan tersebut. apakah itu mani ustadz??
Syukran atas jawabannya..
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
September 13th, 2010 at 2:29 pm Oh walaupun CD yg di cuci td masih basah dan basah nya menembus celana asal najis nya hilang maka blh di pakai utk solat. Terima kasih banyak pak ustad
September 14th, 2010 at 4:03 am Assalamu’alaikum…
Pak ustadz saya punya keraguan & kadang aneh.. afwan sebelumnya kalau misalkan saya afwan berciuman atau kadang bermesraan dgn suami saya suka merasa keluar cairan & pas saya chek ternyata memang ada cairan bening & saya anggap itu adalah madzi yg tdk perlu mandi… tapi pernah saya hanyadi telp & di goda suami, saya merasa sedikit trangsang itupun tdk lama & tdk merasakan ada yg keluar apalagi merasa nikmat & kelelahan, tp pas saya mau shalat saya lihat ada yg menempel di cd saya warnanya agak kekuningan agak kasar, kira2 itu cairan apa pak ustadz??
Jazaakallah khairan…
saya tunggu jawabannya..
September 16th, 2010 at 3:24 am ass ustadz…
afwan,, saya blm menikah ustadz,,
jd saya bingung, maksud terpancar itu gmn..?
apakah terpancar itu dlam artian keluarnya sama seperti wkt kencing bgitu pak ustdz? ato kalo cairannya keluar sangat banyak saja itu sdh bs disebut terpancar..,?
sukron ustadz..
wass..
September 16th, 2010 at 4:41 am Assalamualaikum
saya mau nanya pak ustad
saya sering onani terus keluar cairan tebal terpancar sehingga terasa keluarnya dan kalau tidak lagi onani sering keluar cairan baik terasa maupun tidak terasa apakah itu mani atau bukan ? mohon jawabannnya
terima kasih
September 16th, 2010 at 6:23 am ASKUM,
pak ustadz, ane mau nanya,
->Bila seseorang telah beronani berkali2 apakah hal tersebut dosa?
->Bagaimana penanggulangannya?
September 17th, 2010 at 9:32 am Ass.Wr. Wb
Saya mau tanya pak.. saya laki2 umur24 saya berencana menikah dalam waktu dekat. seperti kita ketahui air madji itu najis dan bisa keluar tanpa kita cegah (tau tau udah ada cairan lengket di cd). saat kita bermesraan dengan istri (tanpa intercouse) kemungkinan air madji akan sering keluar sendiri dan nempel di CD dan mungkin merembes ke celana luar mungkin juga tidak.. apakah celana luar wajib kita cuci juga walo kita belum tau pasti itu kena air madji.
sebelumnya makasih pak atas jawabannya
Wass Wr. Wb
September 19th, 2010 at 4:46 am Assalamu’alaikum….
pak ustadz saya mau nanya…
ketka lagi puasa, entah gmana madzi keluar…
gmna puasanya?? batal ngak??
saya tunggu jawabannya…
makasih pak ustadz…
September 24th, 2010 at 6:06 am Assalamu’alaikum pak ustadz
pak ustadz saya suka maaf merasa kemaluan saya terangsang setelah di goda suami tapi tidak bersenggama & tidak di di kuasai oleh nafsu terus setelah di check ada cairan warnanya putih & kalau di cium agak berbau, apakah itu mani atau madzi?
Syukan ya pak ustadz.
September 26th, 2010 at 12:21 pm assalamualaikum,
mau nanya, klo saya baru tau madzi skng skrng gmana?.. dlu sblum saya tau, kalo keluar suka langsung adus tp cd yang bekasnya d pake lagi g di cuci dulu karna yang saya tau g najis…nah gmn pendapatnya?….
dan apakah benat2 madzi jika air itu ska keluar g kerasa dan g memancar,kalo saya lg dket sama pacar saya?…
September 27th, 2010 at 6:55 am Assalamu’alaykum Ustadz,….
Ustadz mohon jawaban dan nasihatnya.
1. Bagaimana hukumnya bercerita lewat telepon dengan istri hal-hal yang menjurus kepada hubungan suami istri sampai keluar madzi?
2. Bolehkah melakukan hubungan suami istri di dekat anak (usia kurang lebih 1th) yang sudah tidur karena kamar kami cuma satu?
2. Terkadang saya ketika jauh dari istri (karena satu dan lain hal), selalu teringat hal-hal yang berkaitan dengan hubungan suami istri hingga akhirnya saya melakukan onani. Padahal saya tahu bahwa itu haram, tapi saya merasa tidak tahan dan akhirnya melakukan perbuatan tersebut. Apa yang harus saya lakukan dan apa nasihat Ustadz kepada saya?
September 27th, 2010 at 7:12 am Assalaamu’alaikum,
Saya ingin bertanya bagaimana jika madzi keluar setelah wudhu dan itu terjadi lagi setelah kita mengulang wudhu kita padahal waktu sholat hampir habis,
Syukron
September 28th, 2010 at 2:04 am assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh…
Ustadz, saya mau tanya,
Pertama, terkadang ketika kami mandi bersama, istri saya memainkan kemaluan saya hingga keluar mani. Apakah hal tersebut tidak mengapa, karena mirip dengan onani hanya saja yang melakukannya adalah istri?
Kedua, bolehkah melakukan jima’ di dalam kamar mandi?
September 29th, 2010 at 7:03 am Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
pak ustadz saya suka kelaur cairan putih & kadang kalo di cium sedikit berbau apabila maaf kemaluan sya merasa terangsang/merangsang di sebabkan di goda atau sedang bermesraan dgn suami, apakah itu mani atau madzi ustadz?
di tunggu jawabannya ustadz.
terima kasih.
October 2nd, 2010 at 9:11 am Assalamu’alaikum pak ustadz
saya mau nanya, saya seorang wanita dalam usia produktif. saya sering mengeluarkan cairan yang warnanya kuning, terkadang kekuningan. kalau masih basah lengket, saya teradang merasakan keluarnya cairan itu, terkadang tidak, saya tidak lelah jika mengeluarkan cairan itu, dan tidak pula merasa terpancar keluarnya. apakah cairan itu mani atau madzi?karena saya belum bisa membedakan bau mani dan madzi.
ustadz bilang kalau mani itu keluarnya memancar, tapi maaf, ketika saya melakukan jima’ dengan suami saya tidak pernah merasakan ada cairan yang keluarnya memancar, padahal saya tau kalau sedang maaf jima’ saya mengeluarkan mani.
yang terakhir ustadz pertanyaan saya, maaf, apakan dilarang oleh syariat melakukan oral sex dan menelan sperma suami ustadz? karena saya dan suami tinggalnya long distance dan saat ketemu suami sering meminta saya untuk melakukan oral sex dan menelan spermanya.
terimakasih ustadz..
wassalamu’alaikum
October 15th, 2010 at 10:46 am assalamualaikum..
pak ustad apabila setelah melakukan hub.intim dgn suami terus mandi junub dan berwudhu karena akan mengejar waktu sholat berikutnya..tapi beberapa menit setelah itu saya merasakan keluar cairan lagi,ketika saya periksa cairan itu encer dan bening tp tidak membuat saya merasa lelah,apa itu mani suami saya yg tertinggal dan keluar lagi atau madzi,,cara membersihkannya bagaimana apa perlu saya mandi lagi atau berwudhu saja..sukron..
October 19th, 2010 at 5:33 pm [...] : http://al-atsariyyah.com/fiqh/perbedaan-mani-madzi-kencing-dan-wadi.html disusun kembali oleh dr.Abu Hana untuk [...]
October 20th, 2010 at 3:35 am Assalaamu’alaikum
maaf out of theme
hukumnya nanah bagaimana?
thanks
October 20th, 2010 at 10:20 pm Assalamu’alaikum,
Saya mau tanya, saya adalah pemuda yang selalu was” setelah tidur karena sampai sekarang saya belom bisa membedakan mana mazdi mana mani.
Dari bentuk fisik, apakan mani cairannya lebih sedikit? lalu misa kita berpuasa dan pada saat mandi baru tahu adanya cairan di celana dalam, apakah membatalkan puasa?
dan bila cairan itu sudah mengering, cairan itu hanya sebesar lingkaran berdiameter 1cm, apakah itu mani? (karena saya tidak merasakan apa” pada saat tidur) serta warnanya bening keputihan.
terimakasih
Wassalamu’alaikum
October 22nd, 2010 at 8:58 am ustaz jika menuntun video porno dan semasa menuntun itu terasa sedikit cairan terkeluar
perlukah mandi wajib?
November 1st, 2010 at 5:20 am Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh.
Ustadz, apabila setelah buang air kecil kemudian wudhu kemudian terasa ada cairan yang keluar saat duduk setelah wudhu apakah itu termasuk wadi? tapi klo di periksa di cdnya tidak ada cairan putih tebal, yang ada hanya basah seperti bekas kena air cebok yang tidak berbau. klopun ada cairan yang tebal biasanya itu hanya pada saat saya keputihan.
Kadang untuk berjaga-jaga biasanya saya cebok lagi, membersihkan cd dan mengulang wudhu, tapi pada saat duduk biasanya suka keluar lagi cairan. Mungkinkah itu hanya air sisa cebok atau memang wadi wlo karakteristiknya tidak seperti yang ustadz sebutkan?
Jika hal tersebut berulang kali terjadi, apa yang harus dilakukan? karna jika cd wanita selalu basah, tidak baik untuk organ reproduksinya.
November 6th, 2010 at 11:19 pm assalamu’alaikum. akh / ustadz
jazakallah khair, atas artikelnya yang bermanfaat, dan diskusinya yang interaktif meskipun saya belum sempat membaca coment artikel-nya secara keseluruhan. dan yang saya ingin tanyakan:
1.menyambung dari pertanyaan no.13 akh adin,tolong ana minta dalil dari pertimbangan antum tentang masalah keluarnya mazi dalam shalat sehingga tidakperlu mengulangi shalat lagi.
2.(mungkin pertanyaan yang lebih tegas dari saya )apabila di pagi hari kadang kita selalu keluar madzi, dan ketika dibasuh (sehingga kita yakin sudah bersih) kadang setelah selesai shalat subuh kita cek ternyata madhi masih keluar apakah kita wajib mengulangi shalat kita lagi? dan bagaimana jika posisi kita sebagai imam shalat apakah itu diperbolehkan? (tolong disertakan dalil ataupun qiyas-nya). sekali lagi jazakumullah khairan katsira.
November 11th, 2010 at 4:02 am assamualaikum wr wb
ustad.. di tempat kerja kadang2 suka ada yang keluar tiba2,, cairannya encer dan warna putih,, apakah itu madzi atau apa?? bagaimana hukum nya bila celana dalam yang terkena cairan tersebut di pakai untuk shalat, apakah boleh atau tidak??? mengingat tidak memungkinkan bila mengganti celana dalam…
terima kasih jawabannya..
November 11th, 2010 at 9:07 am pa ustd mau tanya ni, ketika saya sholat tiba2 keluar madzi itu hukumya gmn?
November 13th, 2010 at 3:27 am assalamualaikum pak ustad.
saya mau bertanya lebih jelas, apa bila saya ragu2 dengan apakah itu mani atau madzi, lalu saya melakukan mandi junub?
1.apakah boleh melakukan mandi junub, padahal kita ragu2 antara mani atau madzi yg keluar, dan apa hukumnya mandi tersebut?
November 13th, 2010 at 11:05 am ustadz maaf ,masih bingung. Jika setelah jima/onani dan sudah mandi kemudia di celana dalam ada cairan kental tipis kira2 apa? Krna keluar tdk memancar dan tanpa syahwat. Sebenrnya itu apa ustadz? Apkah wadi krna kelelahan, mani sisa, atau madzi walaupun tidak syahwat? Mohon jawabannya ustadz. Krna bingung sya jdi selalu mandi junub lagi.
Jika saat mandi junub keluar kencing/kentut harus diulang atau diteruskan? Makasih ustadz.
November 14th, 2010 at 10:44 am ustadz,
1. Misal saya keluar mani, kemudian maninya sudah saya bersihkan tpi blm mandi junub, kemudian berpakaian yg suci apakah pakaian tersebut tetap suci? Bagaimana jika kasus yg sama yg keluar madzi?
2. Klo kita gak yakin ada najis di pakaian kita, namun perasaan selalu was was, apakah boleh kita anggap suci dan menghiraukannya? Yg sya khawatirkan ibadah saya tdk sah jika sbnrya najis itu ada, namun sya tidak mengetahuinya/melihatnya.
November 14th, 2010 at 12:18 pm assalamualaikum ustadz mo nanya.
1. Saya sering was was bagaimana cara menghilangkannya? Kalo ustadz berkenan tolong di buat artikel ttg was was, penyebab, pencegahan, dan pengobatannya.
2. Apakah benar prinsip saya, bahwa najis harus jelas wujudnya dan lokasinya, jika tidak jelas wujud dan lokasinya atau sulit ditemukan maka benda tersebut suci.
3. Jika pakai jeans ato celana hitam/gelap, saya sulit menentukan apakah ada madzi yg mengering menempel ato tidak, krna di celana dalam ada bekasnya. Bagaimana ustadz? Di anggap suci sprti hukum asal atao najis?
4. Membersihkan madzi cukup lokasi bekas madzi ato seluruh celana?
Afwan banyak pertanyaan ustadz.
November 14th, 2010 at 11:46 pm ustad apa bila sedang berpuasa, lalu melihat gambar porno di internet tanpa di sengaja lalu saya tutup kembali, apakah hukumnya? batalkah puasa saya?
November 19th, 2010 at 12:29 am assalamualaikum ustadz. Makasih jawabannya. Insya Allah saya bsa menghilangkan was was ini.
November 22nd, 2010 at 2:14 pm Ustad saya bingung apa cairan bening yang keluar ketika kita shalat itu termasuk wadhi karena hampir disetiap waktu shalat saya merasakan hal ini ustad
saya bingung harus bagaimana lagi….ragu – ragu saya masih sulit dihilangkan ustad
November 26th, 2010 at 2:24 am Assalamualaikum ustadz. Mo tanya, ana stlh mandi dan telah berpakaian srg merasa keluar kencing. Ana cek di celana dalam ada basah2 namun saat ana cium tidak ada baunya.Ana sering bingung itu kencing atau basah sisa stlh mandi. Akibatnya ana srg ganti celana krna khawatir ustadz. Mohon jawabannya ustadz. Terima kasih.
November 27th, 2010 at 10:51 pm Ustad,apakah kita juga menjadi bernajis bila terkena bekas kencing yang sudah kering?
December 3rd, 2010 at 1:44 pm Assalamua’laikum ustadz,,
apakah jika kita terkena wadi atau madzi wajib lgsg membersihkannya pada saat itu jga atau bsa ditunda, bgaimana kalau dalam keadaan santai kita menggunakan pakaian yg belum dibersihkan wadi atau madzinya (ada najisnya)? Apakah berdosa?
Wassalamua’laikum ustadz.
December 5th, 2010 at 5:37 am Assalamua’laikum ustadz,,,
Terima kasih penjelasannya diatas,,,
sya mau nanya lg ni, apakah kotoran telinga, kotoran hidung (upil), dan air liur itu termasuk najis,,,?
Wassalamua’laikum ustadz.
December 7th, 2010 at 4:56 am Assalamua’laikum ustadz,,,
Oke dech,,, sekali lagi terima kasih ustadz atas pencerahannya,,,
December 9th, 2010 at 8:19 pm Assalamu’alaikum
ustad,saya pernah dengar kalau suatu benda yang terkena najis(misalnya kencing) tapi najis itu sudah kering,lalu benda tersebut terkena benda yang lain,maka benda yang terkena tersebut tidak menjadi najis.apakah betul ustad?mohon jawabannya
December 15th, 2010 at 3:41 am ustad, kadang setelah kita mengeluarkan mani, dan kita sholat, namun ketika sholat kita merasakn adanya sesuatu yang mengalair dari jalan depan, pertanyaan saya apakah itu masih di sebut denagn mani
apakah sholat kita batal dengan hal tersebut?
atas tanggapan nya di ucapakan terimakasih. waasalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
December 22nd, 2010 at 2:11 am ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLHI WA BAROKAATUH YA USTADZ..
MAAF PERTANYAAN AGAK PANJANG…
CAIRAN YANG KELUAR SETELAH SENGGAMA ITU KAN MANI.
TAPI SETELAH SENGGAMA SELESAI, KEMALUAN YANG MENEGANG MENJADI LENTUR KEMBALI DIIRINGI KELUARNYA CAIRAN…. CAIRAN APAKAH ITU? MANI APA MADZI………..
TERUS NAJIS APA TIDAK……
TERIMA KASIH JAZAKALLAH
December 25th, 2010 at 12:35 am Assalamu’alaikum,
ustad,pada waktu saya tidur,antara mimpi atau tidak,saya seperti kencing(tapi biasanya kalau saya kencing saya langsung sadar,tapi pada saat itu tidak),beberapa saat kemudian(mungkin beberapa jam) saya terbangun dan teringat akan hal yang barusan,lalu saya langsung mengecek,ternyata celana & CD saya tidak basah,lalu saya kembali tidur,paginya saya teringat akan hal semalam,saya cek tempat tidur saya,tidak ada bekas & bau kencing(saya tidak cek di selimut,karena selimut saya warnanya gelap,kalau da air di selimut,air itu tidak tampak),tapi kemudian saya ragu”,apakah saya kencing atau tidak.apakah saya harus menghilangkan ragu” saya dan meyakini kalau semalam saya tidak kencing?
Mohon jawabannya
December 28th, 2010 at 10:33 pm assalammualaikum,
Pak ustad Saya jika mengeluarkan kencing sering selalu merasa ada sisa, dan jika dipaksa keluar sering keluar beberapa tetes. Namun hal ini terjadi berkali-kali dalam sekali kencing. Jadi terpikir tidak ada habisnya kencingnya. Kemudian ketika dilanjutkan dengan sholat, saat sholat tidak merasakan keluar apa-apa, tetapi setelah sholat sering ada bekas basah sedikit diCD, seperti bekas satu tetes atau kurang. Hal ini sering terjadi ustad.
1.Karena tidak terasa keluarnya jadi hanya bisa dicek setelah sholat. Apa saya harus mengulang sholat saya?
December 30th, 2010 at 6:53 am Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pak ustadz saya masih suka ragu kalo saya tidak sedang maaf berjima atau pun bercumbu cuman di goda biasa kadang maaf kemaluan saya suka terangsang/ereksi pas setelah lama mau shalat di chek ada cairan, yg bikin saya ragu cairan itu kadang putih kadang agak kekuningan juga katanya kan kalo mani bening?
2. apa kah cairnya mani wanita itu seperti cairnya air kencing?
saya tunggu jawabannya tadz..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
December 30th, 2010 at 6:55 am pak ustadz maaf mengenai pertanyaan saya itu yang bening maksudnya madzi bukan mani. makasih
December 31st, 2010 at 7:29 am assal’alaikum ww,, pak ustadz sy mau nanya : apabila kita junub karena keluarnya air mani dan dalam keadan belum mandi wajib,, apakah kita diperbolehkan melakukan pekerjaan mencari nafkah seperti dikantor, bertani, berdagang dan ha-hal lainnya, kemudian apakah kita pada saat junub tersebut boleh menciptakan suatu karya yang digunakan untuk mecari nafkah? contohnya orang yang membuat website yang digunakan untuk menghasilkan uang baik dari iklan atau jualan online….. apakah boleh? dan bagaimana dengan uang yang dihasilkan dari usaha tersebut? haram atau halal ya p.ustadzh? mohon bantuannya, terimakasih,, assalam’alaikum ww
January 1st, 2011 at 3:22 am Assalamu’alaikum
madzi yg sudah kring sudh suci ato blum ?
and, jika madzi itu sudh kring apkh tngn kita jga trkna madzi
January 2nd, 2011 at 6:51 am ass pak ustd
saya mu tnya . . .
wanita itu pnya mani gk c?
alo ada, ciri2.a gmn ?
trus app hrus mndi bsar kalo keluar mani?
January 8th, 2011 at 12:18 pm Assalamu ‘alaikum,
Apakah keluarnya mani selalu disertai dgn keluarnya madzi?
January 10th, 2011 at 1:18 am salam ustaz,
masalah yang selalu fikir ialah saya selalu basuh baju yang bernajis dalam mesin basuh cthnya air mazi,,ada ulama yang mengatakan membasuh dgn mesin basuh menyucikan,itu sudah saya faham..
1)setelah membasuh,ada lagi kesan air mazi itu,yakni boleh dilihat ketika basah dan hilang ketika kering,,adakah sudah dikira bleh dibawa sembahyang?
2)dan adakah baju2 yang lain dikira bernajis kerana madzi itu tidak hilang?
January 22nd, 2011 at 12:48 am Assalamu’alaikum
Pak ustad..saya mau tanya..wajibkah seorang wanita mandi wajib setelah terkena air mani suaminya tampa bersetubuh??
January 25th, 2011 at 9:55 am assalamualaikum..
akh, ana mau tanya, kalau di pagi hari kita hendak pigi sholat subuh berjama’ah di masjid yang wajib bagi laki-laki.. tapi waktu ana mau buang air kecil ana liat ada cairan lengket dan bau, yang ana yakin itu mani… tapi kalau ana putuskan untuk mandi ana akan ketinggalan sholat jama’ah.. apakah itu di kategorikan udzur dan ana gk berdosa?
syukron
January 26th, 2011 at 5:35 am assalam’alaikum ustdz
saya dan suami lagi berhubungan intim dan sebelum manikeluar itu nama nya mazi terus apakah ketika madzi itu keluar di tempat tidur apa harus di bersihka tempat tidurnya terimkasih
January 29th, 2011 at 3:29 am ozi renza saputra said: Your comment is awaiting moderation.
January 29th, 2011 at 3:06 am
Assalammualaikum wr.wb…
mau tanya pak ustadz…
1. apakah mani itu mutlak harus terpancar dan apakah madzi juga mutlak tidak terpancar?
2. apakah madzi bisa keluar saat tidur?
3, suatu hari saya bingung menentukan itu mani atau madzi, apa yang harus saya lakukan?
terimakasih
January 31st, 2011 at 7:07 am Assalamualaikum Wr. Wb
saya mau tanya ust. apakah mimpi basah itu termasuk rezeki bagi yang mengalaminya? karena dengan mimpi basah tersbut maka syahwat kita akan terpenuhi.
Waalaikumsalam Wr. Wb
February 1st, 2011 at 8:33 am assalamu’alaikum….
sya achmad….sya pernah mimpi basah trus melakukan mandi junub….
setelah sya selesai mandi junub, ketika beraktifitas, ada sisa “air” yg keluar di pintu depan sya…
yg mw saya tanyakan…
1. apakah air itu trmasuk mani?(karna bagaimanapun itu keluar stelah kejadian mimpi basah tp sisanya keluar stlah mandi junub)
2. apakah sya hrus mengulang mandi junub lg?
February 2nd, 2011 at 11:04 am ass..
saya mo nanya tad.ketika saya sholat terus air mazi keluar kena kain.apkah sah sholat saya dan apkah harus cuci kain saya lalu wudhu terus sholat..antinya sah ap tidak kain kena mazi..wasalam
February 13th, 2011 at 1:55 pm Assalamu’alaikum..
Hmm ~
Gimana yah pak, kalo saya menjilat kemaluan istri saya??..
Dikemaluan perempuan itu ada cairan, namun saya tidak tahu cairan apa itu..
Bagaimana jika cairan itu sudah tertelan saya??..
Mohon sekali jawabannya..
February 17th, 2011 at 9:01 am [...] Firman said: February 28th, 2010 at 3:32 am [...]
February 24th, 2011 at 4:07 am Assalamu’alikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
pak ustadz saya mau tanya…
semalam saya bermimpi menghayal bermesraan tapi tidak lama terus saya merasa ada syahwat/rancangan tapi sebentar & tidak terlalu besar. terus pas saya mau shalat subuh di cek ada bekas cairan warnanya putih sekidit sekali apakah itu mani? cuma pas saya cium baunya seperti bau keputihan..
jawabannya di tunggu ustadz..
March 14th, 2011 at 3:39 am Assalamualaikum
Satelah berhubungan dengan suami biasanya saya langsung mandi junub. sebelum mandi saya yakin telah membersihkan kemaluan. Beberapa saat setelah mandi (10-15menit) ada sedikit cairan yg keluar. Saat keluarnya tidak terasa, hanya memang sedikit hangat. warnanya putih dan agak kental. saya beranggapan yg keluar itu adalah sisa mani suami. Pertanyaan saya apakah cairan yg kluar itu? Dan apakah saya wajib mandi junub lagi??
March 25th, 2011 at 6:43 pm assalamualaikum ww,,
ustadz kalo dalam keadaan junub karna keluar air mani atau mengeluarkan madzi, boleh tidak kita bekerja mencari nafkah atau melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya?
uang yang dihasilkan haram atau halal ustadz? mhn pencerahannya ustadz.. trimakasih
March 29th, 2011 at 12:42 pm Assalamualaikum
pak ustadz,
saya tadi beres kencing langsung duduk setelah itu saya melihat kedalam cd saya waktu saya lihat ada cairan yang mw menetes dan saya memegangnya ternyata cairan itu lengket dan hanya
menetes sedikit tidak memancar
apakah saya harus mandi besar
April 12th, 2011 at 11:26 pm assalamualaikum
pak,
pagi tadi ketika saya bangun dari tidur dan pergi ke wc terlihat oleh ku CD yang basah.
tidak seperti mani yang lengket, tidak ada bercak seperti pas saya mimpi biasanya, ini sekiranya cair namun agak berbau.
saya juga tidak mimpi basah dan tidak merasa lelah.
kemudian saya perciki saja CD saya dengan air karena aku pikir itu madzi.
aku bingun tadz, cairan apaan ya?
April 22nd, 2011 at 3:12 am aslm, ust, sy masih bingun, sebenarnya bagaimana proses keluarnya mani pada wanita? penyebab keluarnya bagaimana ust?
May 2nd, 2011 at 11:26 pm Assalamualaikum, kadang saat buang air kecil keluar cairan kental, yang terasa seperti anyang-anyangen (bahasa jawa). apa itu wadi? wajib mandikah?
May 7th, 2011 at 1:14 pm Assalamualaikum,
pak ustad, Apa boleh sya mbCa al quran dg koNdsi ada cAiran wadi/madzi di CD sya?
May 15th, 2011 at 7:17 am Assalamu’alaikum Wr.Wb
Pk ustad saya umur 14th, saya mau nanya setelah habis selesai tidur saya bangun dan langsung ke kamar mandi untuk shalat,ketika saya cek ternyata ada yg keluar banyak dr pintu depan berwana abu-abu padahal ketika saya tidur saya tidak mimpi yg berbau wanita tetapi saya mimpi yg tegang…
setelah itu saya langsung mandi junub karna saya ragu….
setahu saya mani itu cukup banyak dan berwarna..
1.apakah itu mani/madzi..???
2.saya setelah bangun tidur sering mengalami seperti itu..apakah saya memiliki kelainan..???
3.Apakah benar jika sesudah berwudhu lalu memegang kelamin untu me-cek itu batal wudhunya…????
terimakasih pk ustad. sya tunggu jawabanya…
May 18th, 2011 at 6:02 am Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ustad, saya mau tanya. Kemarin malam saat saya tidur, saya merasa ada cairan yg terpompa seperti saat mani akan keluar. Setelah itu saya seperti merasa lemas sejenak. Tp saat saya lihat CD saya tdk ada mani di CD. Sebelum saya tidur saya kencing, saat kencing dilantai saya lihat sedikit cairan yg seperti mani. Saya tdk tau itu mani atau bkn. Tapi saya tetap lanjutkan kencing spt biasa.
Apakah mgkn itu mani yg tadi tertunda keluarnya ?
Apakah jk itu mani, saya wajib mandi ?
Mohon penjelasan
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
May 22nd, 2011 at 11:59 am askum tadz… kira” yang bkin hamil tuh yang mana tad?? mani? madzi? atou wadi???
May 22nd, 2011 at 4:04 pm assalamu’alaikum,,
akhi saya mau tanya, saya dalam keadaan normal selalu mgeluarkan cairan yg saya anggap itu adlh keputihan. Ktika mau sholat saya brshkan (maaf) kemaluan sya smpai benar2 bersih. Tapi ketika sya sholat, sya merasa cairan trsbut keluar lg. Batalkah sholat saya? Atau apakah hal ini jg dhukumi madzi? Shgga sya musti wudhu dan sholat lg. Syukran, jazakalloh khoir
May 27th, 2011 at 5:52 am Ustadz melanjutkan bebrapa pertanyaan diatas. jIka mani keluar tidak terpancar dan tanpa rasa nikmat apa yang harus dilakukan? Terima kasih.
June 15th, 2011 at 3:57 pm assalamu ‘alaikum wr.wb
pak ustadz ana mw nanya …
klo sedang ngobrol dengan teman ( bukan ngobrol yang negatif) saya merasakan ada yang keluar di kemaluan saya dan saya merasa lemas dan pas di cek di CD ada setitik cairan.
tapi ana tidak tahu apakah ini mani atau madzi…
terus ketika mw sholat di masjid ana ragu apakah syah jika masuk ke dalam masjid dan melakukan sholat dengan rasa was-was akan hal yang tadi …
mohon bimbingannya pak ustadz …
June 16th, 2011 at 5:56 pm Assalamu’alaikum…wr. wb.
Ustadz saya sering kali keputihan,,apa yang hrus sya lakukan saat mau sholat? apakah sya hrus mengganti CD??
Wassalamu’alaikum wr. wb
June 19th, 2011 at 12:55 pm assalamu ‘alaikum wr.wb
pak ustadzana mw nanya …
jika kita selesai mandi junub, pas saya buang air kecil air saya melihat ada cairan putih lengket yang keluar ..
apakah ini madzi atau sisa mani yang masih ada di kemaluan saya ?!
apakah saya harus mandi junub lagi ?..
wassalamu ‘alaikum wr.wb …
June 19th, 2011 at 1:20 pm Apakah pakaian yg terkena cairan madzi harus di cuci juga, atau hanya kemaluan saja yg di cuci
Terima kasih
June 19th, 2011 at 4:22 pm ustad melanjutkan pertnyan yg diatas..
Cara menghilangkan najisnya apkh ckup dg dipercikan dg air ato sampai bnr2 ga da, kan biasany klo keputihan psti mnempel dikain.
June 21st, 2011 at 1:49 pm assalamu ‘alaikum wr.wb
ana mw tanya lagi pak ustad …
ketika ana sedang smsan atau menelepon ataupun sedang membonceng seorang perempuan, ana sering mengeluarkan cairan lengket di kemaluan ana…