monggoo...wani piroo

Sunday, June 19, 2011

API DUNIA DAN API NERAKA

Sifat-Sifat Api Neraka

11 Maret 2011
(Transkrip Ceramah AQI 110509)

SIFAT-SIFAT API NERAKA
Oleh:  Ust. Achmad  Rofi’i, Lc.

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,
Bahasan kali ini adalah melanjutkan bahasan pekan lalu berkenaan dengan Api Neraka, boleh juga disebut dengan: Beberapa Perkara yang harus kita ketahui tentang Api Neraka.
Pada pertemuan lalu, sudah disinggung sedikit berkenaan dengan Api Neraka dan kali ini akan kita tambahkan bahasan mengenainya. Juga dibawah ini insya Allooh akan dibahas tentang Hikmah diciptakannya api di dunia dan diciptakannya api di Akhirat oleh Allooh سبحانه وتعالى.
Kalau kita rinci, diciptakannya api dunia dan api Akhirat oleh Allooh سبحانه وتعالى itu adalah tidak sia-sia. Semua ada hikmah dan pelajarannya yang harus kita ambil, bahkan pelajarannya sangat lah penting.
Adapun tentang api dunia, maka Allooh سبحانه وتعالى ciptakan api di dunia dalam bentuk apapun itu minimal ada 4 perkara :
  1. Api yang biasa kita gunakan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk memasak makanan, untuk membakar sesuatu, dan sebagainya. Oleh karenanya, api itu adalah penting sekali bagi kehidupan manusia.
  2. Api yang bisa digunakan sebagai pembunuh penyakit. Dengan dibakar atau disorot memakai sinar, maka beberapa jenis kuman, bakteri ataupun virus penyakit akan menjadi musnah.
  3. Api yang bisa difungsikan sebagai penghangat. Apabia kita sedang berada di daerah dingin, atau di pegunungan, maka api itu bisa dimanfaatkan untuk menghangatkan suasana.
  4. Api yang bisa dipergunakan untuk keperluan yang lebih besar lagi bagi manusia yaitu didalam meraih keuntungan dan untuk usaha, seperti api yang digunakan dalam perindustrian. Dipakainya api untuk membakar besi, plastik, kayu dan sebagainya. Itu semua adalah salah satu manfaat api yang diciptakan oleh Allooh سبحانه وتعالى untuk manusia.
Hanya saja sedikit orang yang belajar dari api. Mungkin seseorang setiap harinya bergelut dengan pekerjaan Las, tetapi belum tentu ia belajar dari api. Maka dengan ini, marilah kita jernihkan hati dan pikiran kita untuk memikirkan makhluk Allooh سبحانه وتعالى yang satu ini yaitu api. Sebagaimana kita ketahui api dunia hanyalah satu-per-tujuhpuluh (1/70) dari api yang ada di Akhirat.

Api itu sangat bermanfaat. Tidak ada yang mengingkari manfaat api dunia. Yang penting adalah bagaimana agar api dunia itu bisa menjadi pengingat bagi diri kita, bahwa kita harus berusaha agar terhindarkan dari api Akhirat.
Dalam Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 5081, dari Shohabat Muslim bin Al Haarits At Tamiimy رضي الله عنه, ada salah satu tuntunan do’a dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم. Kita diajarkan untuk senantiasa berdo’a kepada Allooh سبحانه وتعالى agar memohon perlindungan dan memohon untuk dihindarkan dari Api Neraka. Bahkan setiap ba’da sholat, terutama ba’da sholat Maghrib dan sholat Shubuh, kita diajarkan untuk selalu berdo’a dengan suara rendah :
إِذَا انْصَرَفْتَ مِنْ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ فَقُلِ اللَّهُمَّ أَجِرْنِى مِنَ النَّارِ
Alloohumma ajirna (ajirnii) minannaar.”
(Ya Allooh hindarkan kami (aku) dari api neraka).
Itu adalah api yang ada setelah dunia ini musnah (hari Kiamat).
Manusia juga harus belajar bahwa api dunia ini sejak zaman dahulu sudah diciptakan dan digunakan oleh para Nabi, misalnya Nabi Sulaiman عليه السلام, seperti disebutkan dalam QS. Surat Saba’ (34) ayat 12 :
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ وَمِنَ الْجِنِّ مَن يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَمَن يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ

Artinya:
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari Jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Robb-nya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya adzab neraka yang apinya menyala-nyala.
Kita kenal bahwa tembaga adalah benda padat, yang akan menjadi cair ketika ia dibakar. Itu membuktikan bahwa api sudah digunakan manusia sejak zaman dahulu kala dan dalam ayat diatas dijelaskan bahwa Nabi Sulaiman عليه السلام telah menggunakannya.
Adapun Api dari Akhirat tidak kurang dari 3 perkara yang sangat penting, yaitu :
  1. Api yang Allooh سبحانه وتعالى ciptakan di Akhirat itu merupakan Kebesaran dan Kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى. Bayangkan, api di dunia ini hanyalah sepertujuhpuluh bagian dari Api Neraka. Artinya panas api di Akhirat adalah tujuhpuluh kali lipat dari panas api di dunia. Betapa panasnya. Kalau itu bukan dalil atas Kebesaran dan Kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى, maka apa lagi ? Dan hal ini menunjukkan bahwa Allooh سبحانه وتعالى itu Maha Kuasa, dan tidaklah patut bagi manusia untuk bersikap sombong serta membantah, melawan ataupun menantang kepada-Nya. Maka kita tidak boleh sombong kepada Allooh سبحانه وتعالى yang telah menciptakan api untuk membakar siapa saja yang sombong serta menentang-Nya.
  1. Api Akhirat juga sekaligus merupakan  ancaman bagi orang kaafir dan orang yang berma’shiyat kepada Allooh سبحانه وتعالى. Allooh سبحانه وتعالى menyebutkan dalam beratus-ratus ayat Al Qur’an untuk memberikan peringatan dan ancaman sekaligus  kepada mereka, orang-orang yang hatinya ber-iman agar mereka itu takut kepada Allooh سبحانه وتعالى. Bahwa Dia lah Allooh yang menciptakan dan memiliki Api Neraka. Orang yang beriman akan takut dengan ancaman api Neraka yang telah diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى tersebut. Tetapi orang yang tidak beriman maka mereka tidak akan tersentuh hatinya dan tidak pula merasa terancam, karena memang tidak ada iman didalam hatinya.
  1. 3. Bahwa Api Akhirat sesungguhnya merupakan siksa Allooh سبحانه وتعالى bagi siapa yang tidak mau beriman dan menentang-Nya.
Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 3265, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً قَالَ فُضِّلَتْ عَلَيْهِنَّ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا
Api kalian (api dunia) hanyalah sepertujuh-puluh dari api Jahannam.”
Maka para sahabat berkata:  “Sepertujuh puluh itu sudah cukup, ya Rosuulullooh.”
Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Neraka Jahannam itu dilipatkan darinya 69 kali, semuanya seperti panasnya (api dunia).”
Dalam Hadits shohiih yang lain, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي الله عنه, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda: “Api dunia ini sudah Allooh pukul-pukulkan (dinginkan), sudah Allooh tenggelamkan ke dalam air laut sebanyak tujuh kali. Kalau saja tidak dilakukan seperti itu, maka manusia tidak akan bisa memanfaatkan api”.

DALIL-DALIL TENTANG IDENTITAS NERAKA
Nama lain dari Neraka, Allooh سبحانه وتعالى memberitakan kepada kita tidak kurang dari lima nama, yaitu: An Naar (Neraka). Dalilnya adalah Al Qur’an surat Fushshilat ayat 19,  surat Az-zumar ayat 16 dan surat Ghofir (Al Mu’min) ayat 47.
1. Disebut An Naar
Lihat QS. Fushilat (41) ayat 19 :
وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَاء اللَّهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ
Artinya:
Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allooh digiring ke dalam Neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya).”

Dan QS. Az Zumar (39) ayat 16 :
لَهُم مِّن فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِّنَ النَّارِ وَمِن تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
Artinya:
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allooh mempertakuti hamba-hambanya dengan adzab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku.
Juga QS. Ghofir (Al Mu’min) (40) ayat 47 :
وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاء لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعاً فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيباً مِّنَ النَّارِ

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika mereka berbantah-bantah  dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian adzab api neraka?”

Dalam ayat-ayat tersebut Allooh سبحانه وتعالى menggunakan kata “An Naar (Api Neraka), jadi An Naar adalah nama lain dari Neraka.
2.  Jahannam
Nama tersebut dalam Al Qur’an tidak kurang dari 75 kali disebut. Jahannam adalah kata lain dari Neraka. Menurut para ‘Ulama, makna kata  “Jahananam” adalah: “Dasar yang sangat dalam.” Maksudnya, dasar dari Neraka disebut Jahannam. Dan itu sekaligus menggambarkan sifat bahwa Api Neraka atau Jahannam itu sangat dalam.

Perhatikan firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al-Baiyyinah (98) ayat  6 :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kaafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”

3. Huthomah
Misalnya dalam QS. Humazah (104) ayat 4:

كَلَّا لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ
Artinya:
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthomah.”

Huthomah artinya sangat dahsyat, apabila orang masuk ke dalam api Huthomah akan hancur lebur, berkeping-keping, berserakan. Maka Neraka disebut Huthomah, karena bila manusia dimasukkan ke dalamnya, maka ia akan tercabik-cabik dan hancur lebur.
4.  As Sa’iir (Neraka Sa’iir)
Ada 14 kali disebutkan dalam Al Qur’an, antara lain dalam QS. Asy-Syuuroo (42) ayat 7:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآناً عَرَبِيّاً لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
Artinya:
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Quro (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Neraka Sa’iir.”
5.  Saqor (Neraka Saqor).
Dalam Al Qur’an disebutkan 4 kali. Misalnya dalam QS. Al Muddatstsir (74) ayat 42:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ
Artinya:
Apa yang menyebabkan kamu dimasukkan ke dalam Saqor (Neraka)?

Menurut para ‘Ulama, disebut sebagai Saqor, karena di dalam Neraka itu terdapat besi-besi-besi panas yang sangat membakar dan semuanya itu akan menghimpit (menindas) seperti seterika bagi mereka yang masuk ke dalamnya.
6.  Ladzoo (Neraka Ladzoo).
Dalam QS. Al Ma’aarij (70) ayat 15 dan 16 :
كَلَّا إِنَّهَا لَظَى ﴿١٥﴾ نَزَّاعَةً لِّلشَّوَى ﴿١٦
Artinya:
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya Ladzo itu adalah api (Neraka) yang bergejolak.
Yang mengelupaskan kulit kepala.

Lalu dalam QS. Al Lail (92) ayat 14 :
فَأَنذَرْتُكُمْ نَاراً تَلَظَّى
Artinya:
Maka Kami memperingatkan kamu dengan Neraka Ladzo yang apinya menyala-nyala.

Itulah beberapa dalil yang diberitahukan kepada kita bahwa Neraka itu tidak hanya mempunai satu nama, bahkan disebut dengan Ladzo (Lidah Api), karena berupa Api Neraka yang akan menjilat-jilat, menyambar dengan panas sekali bagi orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Na’uudzubillaahi min dzaalik !
Itulah nama-nama lain dari Neraka, dan bukan menunjukkan tentang derajatnya neraka.
PINTU-PINTU NERAKA
Yang disebutkan dalam Al Qur’an ada 7 (tujuh), yaitu :
Dalam Surat Al Hijr (15) ayat 44 :
لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِّكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ
Artinya:
Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.

Menurut para ulama ahli Tafsir bahwa setiap pintu mempunyai jarak yang tertentu, bahkan dijelaskan oleh Ibnu ‘Abbas رضي الله عنه dan para Salaful Ummah bahwa jarak antara pintu yang satu dengan pintu yang lainnya itu sangat jauh, yang menunjukkan bahwa neraka itu akan menampung sekian banyak manusia.
Gambaran tentang sifat-sifat yang Allooh سبحانه وتعالى berikan kepada api Neraka.
Ada beberapa sifat dari Neraka dan ini harus kita imani karena semua berdasarkan dalil dari Al Qur’an maupun Hadits-Hadits Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم. Pemahaman tentang Aqiidah adalah terpaku kepada Al Qur’an dan Sunnah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dan tidak boleh ada ro’yu (akal), kecuali yang sudah dijelaskan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah.
Ternyata api Neraka bisa melihat (punya mata). Dalam Hadits shohiih Riwayat Imaam At Turmudzy no: 2574, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany رحمه الله, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :
تخرج عنق من النار يوم القيامة لها عينان تبصران وأذنان تسمعان ولسان ينطق يقول إني وكلت بثلاثة بكل جبار عنيد وبكل من دعا مع الله إلها آخر وبالمصورين

Artinya:
Akan keluar pada hari Kiamat leher dari api neraka, ia memiliki dua mata, dan melihat, memiliki telinga dan mendengar dan memiliki lidah, lalu berbicara: ‘Sesungguhnya aku (api neraka) diciptakan oleh Allooh سبحانه وتعالى untuk menyiksa tiga golongan manusia, yaitu orang yang sangat kejam, sangat angkuh dan menolak kebenaran. Kedua, manusia yang menyeru dan berdo’a kepada selain Allooh سبحانه وتعالى. Ketiga, Manusia yang menggambar (melukis).

Menurut keterangan para ‘Ulama Ahlus Sunnah, yang dimaksud menggambar dalam Hadits tersebut adalah melukis makhluk yang bernyawa (seperti: manusia, hewan). Sementara menggambar pemandangan alam adalah tidak mengapa.
Berkenaan dengan fotografi, para ‘Ulama Ahlus Sunnah berkata bahwa fotografi boleh untuk perkara yang dhorurot (darurat), sepertu foto untuk paspor, KTP, dan sejenisnya.  Adapun fotografi yang bersifat kenangan, misalnya foto-foto ketika berhaji, umroh dan sejenisnya adalah hukumnya harom.
Maka dari Hadits diatas dapatlah diambil pelajaran bahwa yang akan “disantap” oleh api Neraka, salah satu atau dari ketiga-tiganya, adalah :
  1. Orang yang kejam, angkuh (sombong),  dan menolak kebenaran dari Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم.
  2. 2. Manusia yang menyeru dan berdoa, memohon pertolongan kepada selain Allooh سبحانه وتعالى,
  3. Manusia yang suka menggambar (melukis) makhluk hidup.
Dalam QS. Al Furqoon (25) ayat 12 :
إِذَا رَأَتْهُم مِّن مَّكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظاً وَزَفِيراً
Artinya:
Apabila Neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.”
Sebagaimana dijelaskan oleh Imaam As Suddy رحمه الله bahwa suara api Neraka itu sudah terdengar, “Dari sejarak seratus tahun.”
قال السدي: من مسيرة مائة عام
Maksudnya, bahwa Neraka melihat siapa yang akan disiksanya (disantapnya). Dan itu terjadi sejak di awal hari Kiamat.“Dari tempat yang jauh ditafsirkan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah adalah sejarak seratus tahun. Artinya sejak sejarak seratus tahun sebelumnya, Neraka itu sudah melihat siapa yang akan dibakarnya. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang “terdeteksi” oleh api neraka, karena kita tidak ingin menjadi warganya. Na’uudzubillaahi min dzaalik !
Dan Hadits shohiih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh رضي الله عنه, ia berkata bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Artinya:
Barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka bersiaplah dengan tempat duduknya di Neraka.” (Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 110 dan Imaam Muslim no: 4)
Juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al Mughiroh bin Syu’bah رضي الله عنه, ia berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Artinya:
Sesungguhnya, berdusta atas namaku tidaklah seperti berdusta atas nama orang lain, barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka bersiaplah dengan tempat duduknya di dalam api Neraka.” (Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 5)
Dalam Hadits Imaam Ath Thobrony dalam Kitab Al Mu’jam Al Kabiir no: 7479, dari Shohabat Abu Umamah رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :
“مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ بَيْنِ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ”فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِهِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نُحَدِّثُ عَنْكَ بِالْحَدِيثِ نَزِيدُ وَنُنْقِصُ، قَالَ:”لَيْسَ ذَا أَعْنِيكُمْ إِنَّمَا أَعْنِي الَّذِي يَكْذِبُ عَلَيَّ مُتَحَدِّثًا، يَطْلُبُ بِهِ شَيْنَ الإِسْلامِ”، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ قُلْتَ: بَيْنَ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ، وَهَلْ لِجَهَنَّمَ عَيْنٌ؟ قَالَ:”نَعَمْ، أَمَا سَمِعْتُهُ يَقُولُ: “إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا” [الفرقان: 12] فَهَلْ تَرَاهُمْ إِلا بِعَيْنَيْنِ؟
Artinya:
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka bersiaplah tempat duduknya diantara dua mata Jahannam”.
Yang demikian itu dirasakan berat oleh para Shohabat sehingga mereka mengatakan, “Ya Rosuulullooh, kami meriwayatkan dari engkau dengan menambah dan mengurang.”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Bukan itu yang kumaksud, melainkan orang yang memalsukan atas namaku sehingga menyebabkan tercorengnya Islam.”
Shohabat berkata lagi, “Ya Rosuulullooh, engkau mengatakan bahwa Jahannam mempunyai dua mata.”
Mereka bertanya : “Ya Rosuulullooh, apakah Jahannam  mempunyai mata?”. Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab: “Ya, apakah kalian tidak mendengar bahwa Allooh سبحانه وتعالى berfirman (seperti QS. Al Furqoon (25) ayat 12):Apabila Neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya”, maka kalian tahu bahwa Jahannam itu melihat”.
Imaam Al Qurthuby رحمه الله berkata tentang Sanad Hadits ini: “Hadits ini disebutkan oleh Roziin dalam Kitabnya dan dishohiihkan oleh Ibnul ‘Arobi dalam Qobas-nya dan Imaam At Turmudzy meriwayatkannya dari Hadits Abu Hurairoh, dan beliau mengatakan bahwa Hadits ini Hasan Ghorib Shohiih.” (Lihat Tafsiir Al Qurthuby 13/8)
Atas dasar ayat Al Qur’an dan Hadits tersebut diatas, maka kita harus meyakini bahwa Api Neraka bisa melihat.
Al Imaam Asy Syaukaani رحمه الله, beliau mengatakan: “Tidaklah mustahil Allooh سبحانه وتعالى menjadikan api neraka itu memiliki kemampuan untuk melihat”.

Asy Syaikh Dr. ‘Abdullooh bin ‘Umar asy- Syingqiity dalam kitab beliau berjudul Adhwaa’ul Bayaan, mengatakan : “Ketahuilah olehmu sesungguhnya api neraka itu melihat orang-orang kaafir pada hari Kiamat. Dengan demikian api neraka itu bisa melihat siapa yang akan disiksa dan disantapnya.
Api Neraka disamping melihat, juga bisa dilihat. Berdasarkan dalil, kita pun manusia juga akan bisa melihat neraka.
Firman Allooh سبحانه وتعالى dalam  QS. Al An’aam (6) ayat 27 :
وَلَوْ تَرَىَ إِذْ وُقِفُواْ عَلَى النَّارِ فَقَالُواْ يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلاَ نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya:
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke Neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Robb kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan.”

Maksudnya, orang-orang kaafir menyesali kekufuran mereka dan mereka berangan-angan bisa kembali di dunia. Tetapi apa daya yang mereka angan-angankan ketika itu tidak akan terjadi.
Dalam QS. Al Kahfi (18) ayat 53 :
وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُم مُّوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفاً
Artinya:
Dan orang-orang yang berdosa melihat Neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari padanya.”

Jadi Api Neraka itu selain bisa melihat, juga bisa dilihat.
Dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 241, dari Shohabat ‘Abdullooh bin Abbas رضي الله عنه, beliau berkata, “Telah terjadi gerhana matahari, sehingga Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم melakukan Sholat Gerhana (Sholat Khusuf), kemudian beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:
رأيت النار فلم أر منظر كاليوم قط أفظع
Artinya:
Aku melihat Neraka dan tidak ada satu pemandangan yang lebih buruk daripada yang kulihat hari ini”.
Ayat Al Qur’an dan Hadits tersebut diatas menjelaskan kepada kita bahwa Api Neraka akan bisa dilihat bukan saja oleh orang kaafir tetapi juga oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم.

Hadits Riwayat Imaam Abu Ya’la no: 1145 dan Hadits ini para perowinya terpercaya seperti dikatakan oleh Syaikh Husein Salim Asad, dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه, bahwa beliau mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
إذا جمع الله الناس في صعيد واحد يوم القيامة أقبلت النار يركب بعضها بعضا وخزنتها يكفونها وهي تقول : وعزة ربي ليخلين بيني وبين أزواجي أو لأغشين الناس عنقا واحدا فيقولون : ومن أزواجك ؟ فتقول : كل متكبر جبار فتخرج لسانها فتلتقطهم به من بين ظهراني الناس فتقذفهم في جوفها ثم تستأخر ثم تقبل يركب بعضها بعضا وخزنتها يكفونها وهي تقول : وعزة ربي ليخلين بيني وبين أزواجي أو لأغشين الناس عنقا واحدا فيقولون : ومن أزواجك ؟ فتقول : كل جبار كفور فتلتقطهم بلسانها من بين ظهراني الناس فتقذفهم في جوفها ثم تستأخر ثم تقول : وعزة ربي ليخلين بيني وبين أزواجي أو لأغشين الناس عنقا واحدا فيقولون : من أزواجك ؟ فتقول : كل مختال فخور فتلتقطهم بلسانها من بين ظهراني الناس فتقذفهم في جوفها ثم تستأخر ويقضي الله بين العباد
Artinya:
“Jika Allooh سبحانه وتعالى kumpulkan manusia di satu padang pada hari Kiamat, Api Neraka itu akan mengejar satu-sama-lain. Kemudian penjaga-penjaga neraka akan mencegahnya, lalu api neraka berkata: Demi Allooh Yang Maha Perkasa, aku akan berkholwat (berdua-dua saja), menangkap suami-suamiku dan aku akan peluk mereka.
Kemudian ditanya: Siapa suami kalian?
Dijawabnya: Setiap orang yang sombong dan kejam
Kemudian api Neraka menjulurkan lidahnya, menyantap manusia dan mencampakkannya kedalam perutnya. Lalu hal itu terus dilakukannya, sedangkan para penjaga api neraka berusaha menghentikannya.
Api Neraka berkata, Demi Allooh Yang Maha Perkasa, aku akan berkholwat (berdua-dua saja), menangkap suami-suamiku dan aku akan peluk mereka.
Kemudian ditanya: Siapa suami kalian?
Dijawabnya: Setiap orang yang kejam dan kaafir.
Kemudian api Neraka menjulurkan lidahnya, menyantap manusia dan mencampakkannya kedalam perutnya. Lalu hal itu terus dilakukannya, sedangkan para penjaga api neraka berusaha menghentikannya.
Api Neraka berkata, Demi Allooh Yang Maha Perkasa, aku akan berkholwat (berdua-dua saja), menangkap suami-suamiku dan aku akan peluk mereka
Kemudian ditanya: Siapa suami kalian?
Dijawabnya: Setiap orang yang sombong dan bangga diri.
Kemudian api Neraka menjulurkan lidahnya, menyantap manusia dan mencampakkannya kedalam perutnya. Lalu hal itu terus-menerus dilakukannya, sehingga Allooh سبحانه وتعالى putuskan perkara diantara mereka.”



Demikian itu dalil-dalil yang menunjukkan kepada kita bahwa Api Neraka itu akan bisa bekerja melakukan sesuatu, bisa melihat, bisa mendengar bahkan bisa berbicara.
Lihat juga Surat Qoof (50) ayat 30 :
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ
Artinya:
“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami (Allooh) bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab : “Masih ada tambahan?”

Ternyata Api Neraka itu bisa berbicara, seperti telah dijelaskan pada bahasan sebelum ini.
Di dalam Hadits Riwayat  Imaam Muslim no: 7256, Imaam Al Bukhoory no: 6661 dan Imaam At Turmudzy no: 3272, dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا تَزَالُ جَهَنَّمُ {تَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ} حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ فِيهَا قَدَمَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ
Artinya:
Senantiasa ke dalam Jahannam itu dicampakkan dan dilempari dengan penghuninya (penghuni neraka), tetapi Jahannam itu selalu mengatakan: Apakah masih ada tambahan ya Allooh?’ Dan terus-menerus tidak pernah penuh sampai dengan Allooh meletakkan kaki-Nya, lalu Jahannam mengatakan:  ‘Cukup, cukup’.
Artinya, bahwa Neraka Jahannam itu ternyata bisa berbicara. Dan masih banyak dalil-dalil yang mengatakan bahwa Jahannam bisa berbicara, seperti misalnya dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 4850 dan Imaam Muslim no: 7354, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
تَحَاجَّتْ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَقَالَتْ النَّارُ أُوثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِينَ وَالْمُتَجَبِّرِينَ وَقَالَتْ الْجَنَّةُ مَا لِي لَا يَدْخُلُنِي إِلَّا ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَسَقَطُهُمْ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَقَالَ لِلنَّارِ إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا مِلْؤُهَا فَأَمَّا النَّارُ فَلَا تَمْتَلِئُ حَتَّى يَضَعَ رِجْلَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ فَهُنَالِكَ تَمْتَلِئُ وَيُزْوَى بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ وَلَا يَظْلِمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ خَلْقِهِ أَحَدًا وَأَمَّا الْجَنَّةُ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنْشِئُ لَهَا خَلْقًا
Artinya:
Surga dan neraka saling menghujat.
Kata api neraka:Aku diutamakan bagi penghuniku adalah orang-orang yang sombong, kejam, tirani.”
Lalu surga mengatakan:Kenapa yang masuk kepadaku tidak ada lain kecuali orang-orang yang lemah, orang-orang yang tidak terpandang?”
Lalu Allooh سبحانه وتعالى berfirman kepada Surga:Wahai surga, kamu adalah kasih-sayang-Ku, dimana Aku menyayangi kalian siapa yang Aku kehendaki.”
Kemudian Allooh سبحانه وتعالى berfirman kepada Api Neraka (Jahannam):Wahai Neraka, kamu adalah siksa-Ku, Aku siksa melalui kamu siapa saja yang Aku kehendaki.
Dan setiap dari keduanya mempunyai penghuni yang memenuhinya. Adapun Neraka, tidak lah penuh sehingga سبحانه وتعالى letakkan kaki-Nya dan Neraka pun berkata, “Cukup, cukup.”
Pada saat itu, maka penuhlah Neraka dan satu dengan yang lainnya sudah sangat padat. Dan Allooh سبحانه وتعالى tidak mendzolimi seorang pun dari makhluk-Nya. Adapun surga, maka Allooh سبحانه وتعالى memperluasnya.

Demikian Hadits tersebut diatas, menunjukkan kepada kita bahwa Api Neraka diajak berbicara, bahkan bisa pula berbicara.
LUAS DAN SEMPITNYA API NERAKA
Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Al Furqon (25) ayat 13 :
وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَاناً ضَيِّقاً مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُوراً
Artinya:
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan .”

Artinya, neraka adalah tempat dimana manusia dihimpit dan dijepit, serta sempit ruang geraknya.
Dalam ayat lain dikatakan bahwa neraka adalah sempit, bahkan bukan saja sempit tetapi juga dikepung (ditutup) semua sisinya, bagaikan penjara, tidak bisa bergerak kemanapun.
Dalam QS. Al Balad (90) ayat 19 dan 20 :
Ayat 19 :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ
Artinya:
Dan orang-orang yang kaafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.”
Ayat 20 :
عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ
Artinya:
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.”

Maksudnya, bahwa neraka itu tertutup, sempit dan tidak bisa keluar dari ruang sempit itu.
Dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 6551 dan Imaam Muslim no: 7365, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjelaskan, misalnya orang kaafir yang tersiksa itu semakin besar rasa pedih siksanya (dibesarkan oleh Allooh سبحانه وتعالى), antara lain beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا بَيْنَ مَنْكِبَيْ الْكَافِرِ مَسِيرَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ للرَّاكِبِ الْمُسْرِعِ
Artinya:
Orang kaafir yang ada dalam Neraka nanti, lebar bahunya adalah tiga hari perjalanan bagi orang yang berkendaraan cepat.

Bayangkan jika manusia berjalan 5 Km per jam selama 8 jam per hari, maka untuk tiga hari perjalanan adalah sama dengan tidak kurang dari 1200 km.
Tentu itu Allooh سبحانه وتعالى ancamkan kepada orang-orang yang berbuat syirik terhadap Allooh سبحانه وتعالى. Misalnya dalam  QS. Ash Shoffaat (37) ayat 22 dan 23 :

Ayat 22 :
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
Artinya:
(Kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang dzolim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,”

Ayat 23 :
مِن دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ
Artinya:
selain Allooh; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.”

Itu adalah siksa bagi mereka yang berbuat syirik (menyembah selain Allooh سبحانه وتعالى).  Oleh karena itu orang yang menyembah berhala, atau matahari atau lainnya, mereka akan Allooh سبحانه وتعالى giring ke dalam neraka Jahannam. Kalau seandainya orang-orang dzolim termasuk pasangannya (suami-isteri), termasuk apa yang mereka sembah, semuanya dimasukkan ke dalam Jahannam. Maka jika satu orang kaafir saja lebar bahunya 180 km lebarnya, dikalikan sekian milyar orang yang dimasukkan ke dalam neraka, bisa dibayangkan berapa luasnya neraka itu. Tentu tidak akan bisa kita hitung.
Intinya: Bahwa Neraka itu cukup luas untuk menampung siapa saja manusia yang sombong kepada Allooh سبحانه وتعالى, Dia tidak akan kehabisan makar untuk menyiksa dan meng-adzab orang yang sombong dan menolak Al Islam, menolak pedoman Allooh سبحانه وتعالى, tidak mau beriman, tidak mau beribadah kepada Allooh سبحانه وتعالى dan melanggar ketentuan aturan-aturan-Nya yang diberikan kepada mereka.
Semua itu adalah ancaman, yang tentunya kita hendaknya merasa takut kepada Allooh سبحانه وتعالى, tidak boleh menyepelekannya, karena semua itu adalah Firman Allooh سبحانه وتعالى dan sabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم.
Dalam hadits-Hadits yang lain juga digambarkan tentang gigi orang kaafir di akhirat kelak dibesarkan sampai taringnya akan sebesar gunung Uhud. Dan orang kaafir itu akan disiksa dalam api Neraka. Na’uudzubillaahi min dzaalik !

Apa yang biasa dipahami oleh orang bahwa Neraka itu mempunyai beberapa tingkatan, yaitu tingkatan yang paling bawah, paling berat sampai tingkatan yang paling ringan, dan ternyata menurut AlQur’an dan menurut yang ditafsirkan oleh para ‘Ulama itu bukanlah menunjukkan derajat.

Dr. Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsirnya mengatakan bahwa ada beberapa (pendapat) tentang masalah tersebut, diartikan antara lain: “Tujuh lapis, tujuh derajat atau tujuh tingkat (lapisan ke atas)”.

Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud “Tujuh” adalah “Tujuh Bagian”. Menurut Ibnul Juraij, misalnya apa yang dinamakan Jahannam, Ladzoo, Huthomah, Sa’iir, Saqor, Jahiim, Al Haawiyah.
Sedangkan Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه, mengatakan bahwa, “Pintu Jahannam itu ada 7 (tujuh), dimana yang satu lebih tinggi dari yang lain. Penuh satu demi satu, sehingga semuanya penuh.
Nau’uudzu billaahi min ‘adzaabi Jahannam !
Dan Haawiyah ini adalah Neraka yang paling dalam dan juga disebut: Ad Darkul Asfal. Di atas Haawiyah ada Al Jahiim, lalu Saqor, lalu Sa’iir, lalu Al Huthomah, lalu Ladzoo dan yang paling atas adalah Jahannam.
Menurut Imaam Adh Dhohaak رحمه الله, bahwa semua tingkatan tersebut Allooh سبحانه وتعالى khususkan untuk masing-masing kelompok orang. Misalnya:
Neraka Jahannam: penghuninya adalah orang-orang dari kalangan Mu’minin, Muslimin, tetapi mereka berbuat ma’shiyat kepada Allooh سبحانه وتعالى.
Neraka Ladzoo : adalah tempat yang (disediakan) untuk orang-orang kaafir dari kalangan Yahudi.
Neraka Al Huthomah: adalah tempat untuk orang-orang kaafir dari kalangan Nashroni.
Neraka Sa’iir : adalah tempat untuk orang-orang musyrikun penyembah berhala (animisme, dinamisme)
Neraka Saqor : adalah tempat untuk orang-orang Majusi.
Neraka Jahiim : adalah tempat untuk orang-orang Musyrikin.
Neraka Al Haawiyah : adalah tempat untuk orang-orang Munaafiq.
Tepatlah seperti yang Allooh سبحانه وتعالى firmankan bahwa orang-orang Munaafiq itu ada di dalam keraknya api neraka (Al Haawiyah).
Dalam Hadit Riwayat Imaam Abu Ya’la dalam Musnadnya, dan Sanad Hadits ini Shohiih menurut Syaikh Husein Salim Asad, dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يمر الناس على جسر جهنم وعليه حسك وكلاليب وخطاطيف تخطف الناس يمينا وشمالا [ وعلى ] جنبتيه ملائكة يقولون : اللهم سلم سلم فمن الناس من يمر مثل البرق ومنهم من يمر مثل الريح ومنهم من يمر مثل الفرس ومنهم من يسعى سعيا ومنهم من يمشي مشيا ومنهم من يحبو حبوا ومنهم من يزحف زحفا فأما أهل النار الذين هم أهلها فلا يموتون ولا يحيون وأما أناس فيؤخذون بذنوب وخطايا قال : فيحترقون فيكونون فحما ثم يؤذن في الشفاعة فيؤخذون ضبارات ضبارات فيقذفون على نهر من أنهار الجنة فينبتون كما تنبت الحبة في حميل السيل قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : أما رأيتم الضبغاء شجرة تنب في الغثاء ؟ فيكون في آخر من أخرج من النار رجل على شفتها فيقول : يا رب اصرف وجهي عنها فيقول : عهدك وذمتك لا تسألني غيرها قال : وعلى الصراط ثلاث شجرات فيقول : يا رب حولني إلى هذه الشجرة آكل من ثمرها وأكون في ظلها فيقول : عهدك وذمتك لا تسألني غيرها قال : ثم يرى أخرى أحسن منها فيقول : يا رب حولني إلى هذه آكل من ثمرها وأكون في ظلها قال : فيقول : عهدك وذمتك لا تسألني غيرها قال : ثم يرى أخرى فيقول : يا رب حولني إلى هذه آكل من ثمرها وأشرب في ظلها ثم يرى سواد الناس ويسمع كلامهم قال : فيقول : يا رب أدخلني الجنة قال أبو نضرة : اختلف أبو سعيد ورجل من أصحاب النبي صلى الله عليه و سلم فقال أحدهما : فيدخله الجنة فيعطى الدنيا ومثلها وقال الآخر : يدخل الجنة فيعطى الدنيا وعشرة أمثالها
Artinya:
Manusia akan melewati jembatan Jahannam dimana diatasnya terdapat duri-duri besi yang sangat panas dan tajam, yang menggapai-gapai manusia dari sisi kanan maupun kirinya. Dan di kedua tepinya terdapat malaikat mengatakan, “Ya Allooh, selamatkanlah, selamatkanlah.
Maka diantara manusia ada yang melewatinya secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda, ada yang berlari kecil, ada yang berjalan biasa, ada yang berjalan sempoyongan, dan ada yang merangkak. Adapun penghuni neraka yang menghuninya, maka mereka tidak mati dan tidak hidup.
Adapun manusia yang diadzab karena dosa dan kesalahannya, maka mereka akan terbakar menjadi bara, kemudian diberi izin mendapatkan syafa’at, sehingga diambil berupa kerak-kerak, kemudian dilemparkan ke sungai dari sungai-sungai surga; sehingga tumbuh sebagaimana tumbuhnya kecambah.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Apakah kalian melihat tetumbuhan yang tumbuh diatas busa (tanah basah), maka akan dikeluarkan orang yang terakhir dari neraka, kemudian orang itu mengatakan, ‘Ya Allooh, palingkanlah wajahku dari Neraka.
Dan Allooh سبحانه وتعالى berfirman, “Adakah merupakan janji dan jaminanmu, jangan meminta-Ku selain hal itu?
Kemudian orang tersebut berkata, — sedang diatas jembatan shiroth ada 3 buah pohon –, “Ya Allooh, pindahkanlah aku ke pohon ini, sehingga aku memakan buahnya dan dibawah bayangannya.”
Kemudian Allooh سبحانه وتعالى berfirman, “Adakah merupakan janji dan jaminanmu, jangan meminta-Ku selain hal itu?”
Lalu orang tersebut melihat pohon yang lebih baik dari itu, kemudian ia berkata, “Ya Allooh, pindahkanlah aku ke pohon itu, agar aku memakan buahnya dan berlindung dibawah bayangannya.
Lalu Allooh سبحانه وتعالى berfirman lagi, “Adakah merupakan janji dan jaminanmu, jangan meminta-Ku selain hal itu?”
Lalu orang tersebut melihat pohon yang lebih baik lagi dari itu, kemudian ia berkata, “Ya Allooh, pindahkanlah aku ke pohon itu, agar aku memakan buahnya dan minum dibawah bayangannya.
Kemudian orang tersebut melihat kerumunan manusia dari jauh, dan mendengar perkataan mereka, lalu orang tersebut berkata, “Ya Allooh masukkanlah aku ke surga.”
Abu Nadhroh berkata, “Abu Saa’id berselisih dengan salah seorang Shohabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Satu dari mereka mengatakan, maka “Allooh masukkan orang tersebut kedalam surga, dan diberikan baginya dunia serta semisalnya.”
Sedang Shohabat yang lain mengatakan, “Lalu orang itu masuk kedalam surga dan diberi dunia serta sepuluh kali lipat darinya.”
Tetapi kita berlindung kepada Allooh سبحانه وتعالى, mudah-mudahan kita tidak ditempatkan di dalam bagian manapun dari api neraka itu, karena sedemikian dahsyatnya siksaan Allooh سبحانه وتعالى seperti disebutkan diatas.
BAHAN BAKAR NERAKA
Bahan bakar Neraka seperti disebutkan dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 24 :
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ وَلَن تَفْعَلُواْ فَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Artinya:
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kaafir.”
Jadi, bahan bakar neraka adalah manusia dan batu.
Demikian pula dalam ayat yang lain Allooh سبحانه وتعالى berfirman bahwa: “Bahan bakar neraka adalah batu dan manusia.
Tentu masih banyak lagi keterangan (perkataan) para ‘Ulama Ahlus Sunnah, namun kiranya cukup sekian, yang pada intinya bahwa Neraka itu adalah sedemikian dahsyatnya, mudah-mudahan kita tidak termasuk yang di dalamnya.
Yang penting dari keterangan tersebut diatas adalah bahwa: Allooh سبحانه وتعالى telah menjanjikan, mengancam kepada siapa saja dari manusia untuk masuk ke dalam neraka, yaitu ketika mereka tidak mau menerima Firman Allooh سبحانه وتعالى, petunjuk-Nya atau kaafir kepada Al Islam, kafir kepada ajaran Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, atau bahkan mungkin termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang mengolok-olok dienullooh.  Karena nanti di lain kesempatan akan kita bahas perkara apa sajakah yang membuat seseorang terhukumi sebagai Kaafir.
TANYA JAWAB

Pertanyan:
  1. Seperti keterangan diatas bahwa dalamnya neraka itu, ketika dilemparkan batu ke dalam neraka tersebut, maka selama 70 tahun belumlah batu itu sampai ke dasarnya neraka. Apakah yang dimaksud dasar neraka itu adalah yang juga disebut sebagai Al Haawiyah?
  2. Dijelaskan sebelum ini bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk Allooh سبحانه وتعالى, bahwa surga dan neraka bisa berkata-kata, dan mereka tidak musnah ketika Kiamat.  Lalu bagaimana dengan QS. Al Anbiyaa’ (21) ayat 35 bahwa :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Kullu nafsin dzaa’iqotul mauut” (Setiap yang bernyawa pasti akan mati).
Apakah untuk surga dan neraka ada pengecualian?
Jawaban:
  1. Kembali kepada keterangan diatas bahwa neraka mempunyai nama-nama, seperti disebutkan diatas. Bukan berarti Jahannam lain dengan Jahim, lain lagi dengan Saqor, lain pula dengan Huthomah, tidak demikian. Kalau disebutkan sedalam itu, maka maksudnya adalah semuanya terhitung Neraka. Memang ada pendapat ‘Ulama yang menjelaskan tentang Darokat adalah tingkatan Neraka. Sedangkan Darojat adalah tingkatan Surga. Darokat Jahannam seperti dipahami oleh Ibnu Juraij adalah bagian atasnya.
Tetapi yang dimaksudkan dalam Hadits,  yang dimaksud dengan Neraka itu adalah dari awal (Jahannam) sampai dengan Haawiyah.
2. Yang tepat adalah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al-Qosos (28) ayat 88:
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا
Kullu syai-in haalikun illa waj-hah
(Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allooh)
Penjelasannya sudah kita bahas dalam kajian sebelumnya, mudah-mudahan masih ingat bahwa kata para ‘Ulama Ahlus Sunnah, tafsir yang sesungguhnya adalah: “Makhluk yang Allooh سبحانه وتعالى takdirkan musnah akan musnah, dan makhluk yang ditakdirkan oleh Allooh سبحانه وتعالى tidak musnah, maka tidak akan musnah”.
Itu semua berdasarkan dalil yang ada. Kalau dikatakan bahwa Surga dan Neraka oleh Allooh سبحانه وتعالى tidak dimusnahkan dulu, lalu Allooh سبحانه وتعالى ciptakan ulang, maka yang demikian itu kita tidak akan bisa menjawabnya karena itu adalah berdasarkan pada berita dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, dan bagi kita adalah tidak boleh bertanya sesuatu yang melebihi kapasitas kemampuan manusia. Karena semuanya itu kembalinya adalah kepada wahyu dari Allooh سبحانه وتعالى.Semua terserah kepada Allooh سبحانه وتعالى, Yang Maha Pencipta, mana yang harus abadi dan mana yang tidak harus abadi.

Pertanyaan:
  1. Dalam suatu Hadits dikatakan bahwa ada dialog antara penghuni neraka dan penduduk surga. Apakah jarak mereka itu dekat? Sedangkan panas api neraka itu luar biasa.  Bagaimana memahami hal ini?
  2. 2. Di dalam neraka ada sebuah pohon yang dahsyat. Bagaimanakah dahsyatnya pohon itu?

Jawaban:
Inilah yang disebut oleh para ‘Ulama bahwa kita ini sebagai Ahlussunnah wal Jamaa’ah meyakini Nash sebagaimana dhohirnya, tanpa men-takwilnya, tanpa menafsirkan sesuatu yang di luar dari apa yang diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم.
Ketika diberitahukan kepada kita bahwa antara Surga dan Neraka itu saling berkata dan berhujat, atau berdialog, maka jangan bertanya seperti apa kalau memang tidak ada berita penjelasannya dari dalil. Tetapi kita ini sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, hendaknya puas dengan apa yang diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم. Sedangkan apa-apa yang tidak diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم, maka kita tidak akan membahasnya.
Perkara penghuni Neraka dan Surga yang saling bisa berdialog, bahasan kita belum sampai kesana dan akan sampai kesana, dan akan dibahas pada waktu berikutnya.
Pertanyaan:
Dalam suatu literatur dikatakan bahwa manusia itu sudah ditentukan takdirnya. Bahkan sudah ditentukan takdirnya itu limapuluh ribu tahun sebelumnya, bahwa ia akan di surga atau di neraka. Apakah kita manusia masih bisa berusaha untuk mengubah takdir itu yang tadinya ditakdirkan di neraka lalu bisa ke surga?
Jawaban:
Benar bahwa manusia itu limapuluh ribu tahun sebelumnya sudah ditakdirkan oleh Allooh سبحانه وتعالى, apa yang akan terjadi pada dirinya sampai dengan hari Kiamat.
Tetapi ada Hadits lain yang membuat kita optimis, yakni Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 2139, yang di-Hasankan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany رحمه الله, dari Shohabat Salman رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
لا يرد القضاء إلا الدعاء ولا يزيد العمر إلا البر
Artinya:
Tidak ada yang bisa menolak takdir, kecuali do’a”.
Oleh karena itu optimis-lah kita kepada Allooh سبحانه وتعالى, berdo’alah sebanyak-banyaknya, memohon kepada Allooh سبحانه وتعالى dibarengi dengan usaha yang gigih, untuk menjauhi dari apa yang mengundang murka Allooh سبحانه وتعالى yang menjerumuskan ke dalam api neraka. Allooh سبحانه وتعالى tidak akan mendzolimi seorangpun, karena firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Yunus (10) ayat 44:
إِنَّ اللّهَ لاَ يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئاً وَلَـكِنَّ النَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya:
Sesungguhnya Allooh tidak berbuat dzolim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzolim kepada diri mereka sendiri.”
Dalam sebuah Hadits, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjelaskan bahwa: “Berdo’a itu akan mengubah takdir.
Dengan demikian bila orang berusaha untuk bertaqwa, istiqomah, di atas Al Qur’an dan Sunnah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, maka tidak mungkin Allooh سبحانه وتعالى menjerumuskannya ke dalam api neraka. Bahkan sebaliknya Allooh سبحانه وتعالى akan memberikan ganjaran yang berlipat-lipat berupa Ridho, Kasih-Sayang dan Surga-Nya.
Pertanyaan:
Disampaikan diatas, sesuai dengan ayat Al Qur’an bahwa neraka itu bahan bakarnya dari manusia dan batu. Kalau batu menjadi bahan bakar neraka, ma’shiyat apa yang dilakukan oleh batu itu sehingga ia dijadikan bahan bakar neraka?
Jawaban:
Allooh سبحانه وتعالى ciptakan bahwa batu itu adalah  menjadi bahan bakar neraka, bukan karena batu itu bermaksiat. Karena batu tidak mukallaf, batu adalah benda mati, tidak seperti manusia. Ketika Allooh سبحانه وتعالى mengancam tentang siapa yang akan menjadi penghuni neraka, dimana batu menjadi bahan bakarnya, bukan berarti batu itu akan disiksa, melainkan Allooh سبحانه وتعالى takdirkan bahwa batu itu sebagai alat pembakar di neraka.
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

No comments:

Post a Comment